TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan akan mempertemukan manajemen Taksi Uber di Bandung dan Organisasi Angkutan Darat Bandung.
Pertemuan yang digelar paling lama dua pekan lagi itu, akan mencari jalur tengah konflik di antara mereka. "Akan saya buat seperti seminar. Kami juga akan undang masyarakat dan menampilkan semua kritik warga di seminar itu," ujar Ridwan Kamil, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Jumat, 19 Juni 2015.
Organda dan Taksi Uber, tutur Ridwan Kamil, sama-sama memiliki kesalahan. Organda sejauh ini tak dapat menjawab harapan penumpang Bandung pada taksi mereka. Di Bandung terdapat sembilan peruahaan taksi yang berada di bawah naungan Organda. Kesembilan perusahaan taksi kerap dikeluhkan karena tak dapat melayani penumpang dengan baik.
Sejauh ini terdapat empat pelanggaran yang kerap dilakukan para pengusaha taksi di Bandung. Antara lain, maraknya taksi tanpa argo, beroperasi tanpa penyejuk ruangan, mengetem sembarangan, dan persaingan antar-pengusaha taksi yang tak sehat.
Adapun Taksi Uber membuat kesalahan dengan menarik penumpang umum tanpa menggunakan kendaraan plat kuning. Artinya, Taksi Uber tak memiliki izin usaha di Bandung.
Namun, sebenarnya taksi ini mendapat respons positif dari warga Bandung. Ridwan Kamil, mengakui, karena Uber Taksi lebih cepat, lebih transparan, nyaman. "Logikanya mengapa bisa sampai ada Taksi Uber, kalau perusahaan taksi Bandung sudah menyaingi pelayanannya?" ujar Ridwan Kamil.
Maka itu saat ini, Pemerintah Kota Bandung masih belum dapat menentukan tindakan apapun terkait keberadaan taksi ini. Sebab, dia menuturkan sejauh ini belum ada keputusan yang diterima oleh Organda dan Taksi Uber.
PERSIANA GALIH