Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Niat Terakhir Penderita Kanker Ganas: Menggembala Kambing  

Editor

Kurniawan

image-gnews
Cepi Wahdan, penderita tumor akut warga Desa Pasir Jambu, Purwakarta, Jawa Barat, menerima bantuan tiga ekor kampung dan uang tunai dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, 18 Juni 2015. TEMPO/Nanang Sutisna
Cepi Wahdan, penderita tumor akut warga Desa Pasir Jambu, Purwakarta, Jawa Barat, menerima bantuan tiga ekor kampung dan uang tunai dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, 18 Juni 2015. TEMPO/Nanang Sutisna
Iklan

TEMPO.CO, Purwakarta - Cepi Wahdan, 12 tahun, warga Kampung Cisuren, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Maniis, Purwakarta, Jawa Barat, tampak duduk bersila di atas gelaran tikar yang sudah lusuh di ruang tengah rumah neneknya, Ijah, yang berukuran 7 x 6 meter dan baru setengah jadi itu.

Bagian kepalanya yang ditutupi peci hitam butut terus ditekuknya. Mukanya, yang penuh bintik hitam, juga terus "disembunyikannya". Mulutnya tak henti berkomat-kamit memanjatkan doa di hari pertama Ramadan yang penuh hikmah.

Ia tak sedang sedih, melainkan merasa rendah diri karena memiliki wajah dan sekujur tubuhnya yang tak jamak. "Dia malu karena sekujur tubuhnya ditumbuhi bintik-bintik hitam," kata ayahnya, Opa, ketika ditemui Tempo, Kamis, 18 Juli 2015.

Bintik hitam itu mulai tumbuh sejak usianya masih tiga tahun. "Awalnya dia menderita turuwisen (benjolan kecil di bagian bibir mata kiri), tapi tak keburu diobati, kemudian panas sekujur tubuhnya dan langsung muncul bintik-bintik hitamnya itu," Opa mengisahkan.

Opa mengaku sudah mengobati anak keempat dari lima saudara itu ke beberapa puskesmas dan rumah sakit, termasuk melakukan pengobatan alternatif. Tetapi, tak ada hasilnya. Akhirnya ia angkat tangan karena kehabisan biaya.

Hingga Cepi menginjak usia 10 tahun, pangkal penyakit bernama turuwisen yang dideritanya itu terus membengkak hingga berdiameter 10 sentimeter. Bintik-bintik hitamnya pun makin menjalar ke mana-mana dan terasa gatal dan perih jika terkena keringat.

Keluarganya nyaris putus asa. Tetapi, pada tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Purwakarta turun tangan mengatasi penderitaan anak yang harus rela putus sekolah di bangku kelas II SD tersebut. Cepi berhenti sekolah karena merasa rendah diri atas penyakitnya tak kunjung sembuh.

Setelah diperiksa intensif di rumah sakit khusus mata Cicendo dan rumah sakit umum Hasan Sadikin, Bandung, barulah diketahui bahwa penyakit yang diderita Cepi adalah kanker kulit ganas. Keputusan pun diambil. Benjolan di bagian mata kirinya yang sudah menutupi penglihatannya itu harus disingkirkan lewat bedah.

Sebelum melakukan operasi, Cepi harus menjalani masa perawan intensif selama sebulan lebih, "Agar segala sesuatunya berjalan mulus," kata Wahyudin, kepala puskesmas yang terus mendampingi Cepi selama menjalani pengobatan di rumah sakit Hasan Sadikin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan saat operasi dilakukan, semuanya berjalan dengan baik. Akan tetapi, bintik-bintik hitam di sekujur tubuhnya tetap tak bisa disembuhkan. Bahkan, kini, dua tahun setelah operasi, benjolan yang sama muncul pada tengkuk lehernya. Besar benjolannya baru sebesar bola pingpong.

Cepi pada Selasa, 16 Juni 2015, meminta kepada bapaknya untuk dipertemukan dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Alasannya, di sisa umurnya yang diperkirakan tak panjang lagi itu ia ingin melihat, mengobrol, dan bersalaman langsung dengan bupati yang selalu berpakaian nyentrik khas Sunda yang diidolakannya itu.

"Saya juga ingin meminta kambing dan menggembalannya agar saya tidak terus mengurung diri di rumah," kata Cepi dengan mata berkaca-kaca.

Dedi, yang mendapat laporan stafnya dua hari kemudian, merespons semua keinginan Cepi. Dia datang sendiri ke rumah Cepi sambil membawa tiga kambing seperti dipesan Cepi.

Dedi juga menyerahkan uang tunai sebesar Rp 5 juta dan berjanji untuk membedah kembali tumor ganas yang tumbuh di tengkuk leher Cepi secara gratis melalui operasi di rumah sakit Hasan Sadikin. "Pokoknya semua biayanya kami tanggung," ujar Dedi.

Dedi mengaku mengagumi Cepi karena dengan ketidakberdayaannya dia masih memiliki secercah harapan yang disongsongnya dengan penuh semangat. "Kami berharap Allah memanjangkan umurnya dan menyembuhkan penyakit kanker akutnya itu dengan berkah Ramadan," Dedi menyanjungkan doanya.

Cepi tampak menahan rasa bungahnya dengan terus menundukkan kepala seraya kembali memanjatkan doa-doanya. "Alhamdulillah akhirnya nazar saya kesampaian," Cepi bersyukur sambil menengadahkan tangannya. "Saya pun bisa menggembala kambing."

NANANG SUTISNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

20 jam lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

1 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

2 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

4 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

7 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

8 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

13 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.