TEMPO.CO, Yogyakarta - Kerabat korban yang tewas akibat peristiwa tebing ambruk di Pantai Sadranan, Gunungkidul, yakni pasangan suami-istri, Deni Setiawan, 23 tahun, dan Tanti Rahmawati, 22 tahun, sempat mendapat firasat tidak enak saat baru tiba di pantai itu pukul 12.00, Rabu, 17 Juni 2015.
"Tanti yang biasanya agak sulit (memberi) izin sama suami, tiba-tiba membiarkan suaminya liburan agak jauh ke pantai kali ini," ujar sepupu Deni, Titis Yulia, 25 tahun, saat ditemui Tempo ketika menunggui identifikasi jenazah kerabatnya itu di RSUD Wonosari, Kamis, 18 Juni 2015.
Saat almarhum Deni langsung main di air pantai pun, Titis yang penasaran sempat menanyakan langsung kepada istri Deni yang tiba-tiba terlihat longgar. "Jawabannya singkat, 'kalau suami pergi, saya harus ikut pergi'," ujar Titis menirukan.
Tak berapa lama, Titis dan dua kerabatnya mandi membersihkan diri sementara Deni dan istrinya menunggu barang di bawah tebing sambil berteduh.
"Di kamar mandi saya dengar gemuruh, buru-buru keluar, saya kira tsunami, malah dapat kabar Deni sama Tanti tertimbun," ujar Titis tersedu.
Deni dan Tanti pergi ke Pantai Sadranan guna padusan menyambut puasa. Bertujuh orang, mereka mengendarai mobil dari kampung halamannya di Desa Tempuran, Kecamatan Salaman, Magelang, Jawa Tengah.
Dari rombongan itu hanya Deni dan Tanti yang tewas dan sampai saat ini masih proses identifikasi jenazah di RSUD Wonosari. Total korban yang ada di RSUD Wonosari ada enam orang. Empat tewas masih diidentifikasi serta dua dirawat di Ruang Anggrek dan Bakung atas nama Kasiyem, 64 tahun, dan Mohamad Taufik, 20 tahun.
PRIBADI WICAKSONO