TEMPO.CO , Brebes-: Nursidik, 43 tahun, berjalan tertatih saat meninggalkan ruang Instalasi Gawat Darurat RS Bhakti Asih di tepi Jalur Pantura ruas Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, pada Selasa pukul 15.30, 16 Juni 2015. Di balik kerah kaosnya menyembul perban yang menambal bahu dan punggung kirinya. “Sama sekali tidak terasa saat peluru itu menembus bahu kiri saya,” katanya.
Nursidik adalah pedagang mi ayam di tepi Jalan Desa Dukuhringin, Kecamatan Wanasari. Dia ditembak kawanan perampok yang sedang melarikan diri usai menggarong toko emas Jaya Putra di Pasar Banjaratma, Kecamatan Bulakamba. Jarak Desa Dukuhringin. Jarak antara warung mi ayam Nursidik dengan toko emas Jaya Putra sekitar dua kilometer.
Di sela menunggu pembeli, sekitar pukul 14.30, ayah dua anak itu melihat tiga sepeda motor melaju kencang dari barat ke arah Jatibarang (timur). Tiga motor itu dikendarai enam orang yang berboncengan. Semua mengenakan jaket dan helm dengan kaca tertutup.
Menurut penuturan Nursidik, beberapa puluh meter di belakang rombongan motor itu, ada dua warga yang mengendarai sepeda motor. “Kedua warga itu berteriak rampok sambil menunjuk ke tiga sepeda motor di depannya,” ujar Nursidik.
Secara spontan, Nursidik langsung keluar dari warungnya untuk menghadang kawanan perampok emas itu. Menyadari pelariannya bakal terkendala, salah satu perampok langsung mengarahkan pistolnya tepat ke arah Nursidik.
“Saya ditembak dari jarak dekat, sekitar enam meter. Saat itu saya sedang menunduk, hendak mengambil batu di pinggir jalan,” kata Nursidik. Dia baru menyadari bahu kirinya tertembus timah panas setelah tetangganya memberi tahu kaos belakangnya basah oleh darah.
Setelah menembak Nursidik, kawanan perampok itu berbalik arah karena sedang ada proses perbaikan jalan yang menimbulkan kemacetan. “Perampok itu balik lagi lewat depan warung saya sambil menembakkan pistol ke udara berkali-kali,” kata Nursidik.
Kedua warga yang semula hendak mengejar pun akhirnya menepi. Keenam perampok yang menggondol satu kilogram emas senilai Rp 200 juta itu pun lolos dengan mudah. “Saat empat temannya memasukkan emas ke dalam tas, dua lainnya berjaga di depan,” kata Kholid, 29 tahun.
Kholid adalah salah satu karyawan di bengkel motor yang letaknya tepat di seberang toko emas Jaya Putra. “Dua orang di depan toko itu layaknya koboi. Tiap satu orang membawa dua pistol dan ditembakkan ke udara berkali-kali,” ujar Kholid.
Kepala Kepolisian Resor Brebes, Ajun Komisaris Besar Haryo Sugihartono, mengatakan anggotanya masih mengejar keenam perampok toko emas di siang bolong itu. “Kejadiannya sekitar pukul 14.00. Mereka membawa senjata non organik berkaliber 32 milimeter. Dalam pelariannya, mereka sempat menembak seorang warga yang hendak menghadang,” kata Haryo.
DINDA LEO LISTY