TEMPO.CO , Manado -- Demam batu akik rupanya tak hanya di beberapa tempat saja. Di Kota Manado pun, demam batu yang bisa bersinar jika tertimpa cahaya ini begitu fenomenal.
Tak tanggung-tanggung, saking fenomenalnya, pusat kota Manado tepatnya di Taman Kesatuan Bangsa (TKB) kini menjadi sentra pusat pengrajin batu akik. Kini terdapat puluhan pengrajin yang berjejer di jalan trotoar yang ada di sepanjang jalan TKB tersebut.
Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 40 hingga Rp 50 ribu untuk sekali poles batu akik berbagai jenis yang dibawa oleh para penikmat batu akik tersebut.
"Di sini kami juga jual bongkahan batu akik. Jadi pengunjung tinggal pilih yang mana, kami poles dan sesuaikan dengan cincin yang tersedia. Kalau harga itu tergantung batu yang dipilih, kemudian ditambah ongkos poles Rp 50 ribu," kata Wahyudi Barik, salah satu penjual batu akik.
Tak hanya di pusat kota saja, kini di setiap sudut kota Manado hingga ke perumahan warga juga telah ada pengrajin batu akik yang buka di pinggiran jalan.
Di jalan arah bandar udara Sam Ratulangi, ada pengrajin yang membuka lapak khusus di pinggir jalan, untuk menarik minat para pengunjung sekadar singgah atau langsung membeli batu akik.
"Banyak yang singgah. Katanya baru sampai dari daerah mana mau berkunjung ke Manado. Lihat kami di pinggir jalan singgah dan beli. Biasanya mereka minta dipolesin batu asal Minahasa, batu manguni," kata Sofyan, pengrajin batu akik.
ISA ANSHAR JUSUF