TEMPO.CO, Malang - Masyarakat diminta mewaspadai peredaran daging celeng selama Ramadan. Saat ini, Kepolisian Resor Malang Kota tengah memburu jaringan perdagangan daging babi hutan atau celeng.
Polisi menyelidiki pemasok dan peredaram daging babi. Namun sejauh ini polisi tengah menemukan jejak pemasok berasal dari Kabupaten Malang. "Masih kami buru, siapa saja jaringannya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Malang Kota, Ajun Komisaris Adam Purbantoro, Selasa 16 Juni 2015.
Peredaran daging babi, katanya, harus diwaspadai. Apalagi jika dalam penjualannya daging dioplos dengan daging sapi. Namun, dalam penjualannya diakui sebagai daging sapi. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah, katanya, pedagang harus memisahkan daging babi dengan daging sapi.
"Jika menjual daging sapi, harus ditulis jelas," katanya. Agar pembeli sadar dan tahu, jika mereka membeli daging babi. Pada Senin, 15 Juni 2015, polisi menangkap pasangan suami istri SKT, 49 tahun dan BN 47 tahun, Jalan Kolonel Sugiono Gang VII Malang.
Mereka menjual daging babi di Pasar Kedungkandang. Namun, mereka menipu pembeli jika daging yang dijual merupakan daging sapi. Sehingga pelaku meraup untung besar lantaran daging babi seharga Rp 42 ribu per kilogram. Namun dijual dengan harga daging sapi yang jauh lebih mahal.
Polisi menyita sebanyak 58 kilogram sebagai barang bukti. Pelaku menjual sejak dua tahun lalu, menipu pembeli. Keduanya menjual sesuai harga daging sapi, sementara mereka membeli daging celeng sebesar Rp 42 ribu per kilogram. Lantas daging tersebut dijual sekitar Rp 70 ribu per kilogram.
"Pembeli tak tahu, karena dijual subuh," katanya. Kedua pelaku mengakui bersalah menjual daging celeng. Motif pelaku untuk mendapat keuntungan lebih banyak. Lantaran di pasaran harga daging babi hutan lebih murah.
Rata-rata setiap hari menjual daging celeng seberat 20-25 kilogram. Pelaku dijerat pasal 62 Juncto pasal 8 Undang Undang nomor 8 tahun 1992 tentang perlindungan konsumen. Ancaman hukuman lima tahun penjara.
Adam mengingatkan agar pembeli cerdas dalam memilih daging. Ciri-ciri daging babi hutan, katanya, warna lebih pucat, bau amis dan serat lebih halus. "Jangan tergiur harga murah. Terutama saat menjelang bulan puasa," katanya.
EKO WIDIANTO