TEMPO.CO, Mojokerto - Menjelang bulan suci Ramadan, tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto menemukan merica palsu yang beredar di pasaran. Merica palsu itu ditemukan saat Disperindag menggelar inspeksi mendadak di Pasar Kecamatan Bangsal.
Kepala Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen Disperdindag Kabupaten Mojokerto Ida Nuryati mengatakan ada dua jenis butiran merica diduga palsu yang ditemukan. “Pertama berukuran hampir sama dengan merica asli dan warnanya putih kehitaman. Sedangkan yang kedua berukuran lebih besar dengan warna putih kekuningan,” kata dia, Selasa, 16 Juni 2015.
Baca Juga:
Butiran merica palsu tersebut diduga terbuat dari tepung dan diberi warna tertentu agar menyerupai dengan warna merica asli. Kemudian butiran merica palsu dioplos dengan merica asli dengan komposisi tertentu. “Tapi komposisi merica yang asli jauh lebih sedikit,” kata Ida.
Dari bentuk fisiknya, butiran merica palsu teksturnya lebih halus, berbeda dengan merica asli yang teksturnya agak kasar. Tim juga telah menguji butiran merica palsu itu dengan cara dirasa dan direndam di dalam air. “Ketika dirasakan enggak ada rasanya, lalu direndam dalam air mudah hancur,” ujarnya.
Jika dilihat secara kasat mata, pembeli sulit membedakan dengan yang asli bila tidak dirasakan atau direndam dalam air. Harga merica palsu yang dioplos dengan merica asli itu juga jauh lebih murah, yakni Rp 40-70 ribu per kilogramnya. Padahal, harga di pasaran, menurut Ida, bisa mencapai Rp 200 ribu per kilogram.
Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Bambang Purwanto mengatakan temuan merica diduga palsu ini langsung ditindaklanjuti dengan dikirim ke laboratorium untuk dipastikan kandungannya. Dia menduga butiran merica palsu itu terbuat dari tepung. “Sepertinya dari tepung. Semoga tidak mengandung bahan yang berbahaya,” katanya.
Disperindag juga mengirim surat pemberitahuan ke semua camat dan kepala desa di Mojokerto untuk ikut memantau peredaran merica palsu. “Kami imbau masyarakat untuk teliti sebelum membeli. Patut dicurigai jika harganya lebih murah dari harga pasaran,” katanya.
Menurut dia, pedagang di Pasar Kecamatan Bangsal yang menjual merica palsu tersebut mendapatkan barang dari seseorang yang menawarkan dan datang ke pasar. “Kami masih menelusuri produsennya. Menurut pedagang, penjual merica palsu ini menawarkannya di pasar. Jadi tidak terdeteksi dari mana produsennya,” kata Bambang.
ISHOMUDDIN