TEMPO.CO, Lamongan - Dua dari total 12 penumpang perahu ditemukan tewas di lokasi Waduk Prijetan, Desa Tenggerejo, Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Selasa, 16 Juni 2015. Perahu yang ditumpangi 12 petani yang hendak panen jagung di perkebunan tak jauh dari Waduk Prijetan tersebut terbalik pada Senin. “Korban baru saja ditemukan,” ujar Camat Kedungpring, Fatkhurozi, kepada Tempo, Selasa.
Korban meninggal atas nama Dartik, 46 tahun, dan Wanti, 44 tahun. Keduanya warga Desa Jati Drojog, Kecamatan Kedungpring, Lamongan. Pencarian sudah dilakukan dari Senin malam dan baru ditemukan pada Selasa pukul 09.45 waktu setempat.
Sedangkan sepuluh penumpang lain yang selamat juga warga Kecamatan Kedungpring. Pencarian terus dilakukan oleh tim SAR, kepolisian Lamongan, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan. Sesuai jadwal, jenazah untuk sementara dikirim ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soegiri, Lamongan, Selasa siang ini.
Kasus terbaliknya perahu berawal saat 12 petani hendak memanen jagung di kebun yang berlokasi di seberang Waduk Prijetan, Desa Jati Drojog, Senin, sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Untuk menuju kebun jagung, 12 petani ini naik perahu tradisional yang dikendalikan Sirun.
Saat posisi perahu berada di tengah-tengah Waduk Prijetan, tiba-tiba mesinnya berhenti. Angin kencang di kawasan waduk membuat perahu terombang-ambing. Akibatnya, 12 penumpang yang sebagian besar perempuan menjadi panik dan berteriak minta tolong. Perahu, tiba-tiba saja, terguling dan para penumpang tercebur ke waduk.
Teriakan para penumpang perahu membuat sejumlah pencari ikan memberikan pertolongan dengan menggunakan perahu kecil. Setelah dilakukan pertolongan, sepuluh orang berhasil diselamatkan. Sedangkan dua penumpang lain, yaitu Dartik dan Wanti, yang diduga tak bisa berenang, tenggelam di waduk berkedalaman lebih dari 10 meter ini.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Sujito mengatakan proses pencarian dilakukan dari Senin malam dan ditemukan pada Selasa pagi. Pencarian tidak optimal karena dilakukan pada malam hari. “Tetapi ditemukan sudah meninggal,” katanya kepada Tempo, Selasa, 16 Juni 2015. Dia menyebutkan air Waduk Prijetan saat ini masih tinggi.
SUJATMIKO