TEMPO.CO, Pekanbaru - Saat tinggal di Jalan Garuda, RT 01 RW 06 Kelurahan Labuh Baru Timur, Pekanbaru, 15 tahun lalu. Margriet Christina Megawe, ibu angkat bocah malang Angeline, dikenal cuek. Ia kurang bersahabat dengan tetangganya.
Margriet bersama suami bule dan anaknya, Christina, pernah tinggal di kawasan tersebut pada awal 2000-an. Ia membeli rumah milik warga setempat bernama Daniel Sihotang.
Tetangga sebelah rumah Margriet, Muhajirin, menuturkan, selama tinggal di sana, Margriet kurang bersosialisasi dengan masyarakat. Warga hanya sebatas bertegur sapa saat dia berada di depan rumah.
"Kami hanya tegur sapa saja saat dia sedang menyiram bunga di halaman," kata Muhajirin saat ditemui Tempo, Senin, 15 Juni 2015.
Namun sikap berbeda diperlihatkan suami Margriet dan anaknya, Christina. Suami Margriet dikenal warga sekitar sebagai pria asal Amerika yang ramah dan suka berteguran dengan warga. Begitu juga anaknya Christina, yang sering bermain dengan anak-anak warga sekitar.
Tapi, Muhajirin menambahkan, para tetangga tidak begitu mengenal suami Margriet lantaran susah berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Warga hanya tahu pria tersebut bekerja perusahaan minyak di Pekanbaru.
Muhajirin mengenal suami Margriet sebagai pria yang sangat ramah. Dia selalu tersenyum dan melempar sapa saat berangkat kerja saban pagi hari. "Dia selalu menyapa: 'Good morning, friend' setiap kali berangkat kerja," ujarnya.
Namun pada 2007 Margriet dan keluarganya memutuskan pindah ke Bali. Sejak saat itu, Margriet hanya sesekali pulang ke Pekanbaru untuk melihat rumahnya.
Sejak ditinggal pergi, rumah tua model hop tahun 1980-an itu kini tidak terawat. Catnya yang berwarna abu-abu dengan kombinasi putih sudah terlihat kusam. Atapnya dipenuhi karat. Halaman rumah pun berantakan, dipenuhi gulma dan lalang serta daun kering yang rontok dari pohon besar yang berdiri di sana. "Terkadang kami yang bantu bersihkan tanamannya karena merambat ke halaman rumah kami," kata Muhajirin.
Menurut Muhajirin, rumah itu kini dirawat pembantu bernama Siti. Namun Siti tidak tinggal di rumah itu. Dia hanya bertugas membersihkan rumah dan memberi makan anjing Margriet. "Setelah membersihkan rumah, nenek Siti pulang," katanya.
Muhajirin mengaku sempat melihat Angeline yang waktu itu masih balita, yakni ketika dibawa Margriet ke Pekanbaru. "Kami pernah lihat, tapi waktu Angeline masih bayi," ujarnya.
Warga sekitar rumahnya di Pekanbaru kaget mendengar Angeline ditemukan tewas terkubur di belakang rumahnya sendiri di Denpasar, Bali, melalui media massa. "Kami terkejut," ujarnya.
Peran Margriet Christina Megawe masih menjadi teka-teki dalam pembunuhan Angeline. Banyak pihak menduga Angeline dibunuh secara berencana dengan motif warisan keluarga.
RIYAN NOFITRA