TEMPO.CO, Denpasar: Pengacara tersang Agustae Hamdani, Haposan Sihombing, mengatakan ada perkembangan baru dalam keterangan kliennya saat pemeriksaan Jumat, 12 Juni 2015. "Agus mulai terbuka ada beberapa keterangan yang bisa mengungkap kasus ini," katanya, Sabtu, 13 Juni 2015.
Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei 2015. Polisi akhirnya menemukan bocah cantik ini terkubur membusuk di bawah pohon pisang pekarangan rumahnya pada Rabu, 10 Juni 2015. Di dalam lubang sekitar 40-50 sentimeter, polisi juga menemukan tali dan boneka bersama jasad Angeline.
Tak hanya Haposan yang mengungkap adanya perkembangan, tapi juga politikus Partai NasDem Akbar Faisal yang menjenguk Agus. Berikut ini sederet indikasi yang menyudutkan Ibu angkat Angeline, Margriet:
1. Janji Rp 2 Miliar
Politikus Akbar Faisal mengungkapkan Agustae Hamdai, tersangka pembunuh Angeline, diduga diminta Margriet Christina Megawe untuk mengaku menjadi pembunuh bocah delapan tahun itu. Margriet adalah ibu angkat Angeline.
Keterangan ini diungkapkan Akbar setelah ia bertemu Agustae di tahanan Kepolisian Resor Kota Denpasar pada Sabtu siang. "Agus dijanjikan uang Rp 2 miliar agar mengaku membunuh," kata Akbar. Menurut dia, karena janji tersebut Agus mau membunuh Angeline.
2. Menggali Lubang
Sepekan sebelum terbunuhnya Angeline, 8 tahun, 16 Mei 2015, tersangka Agustae Hamdai mengaku disuruh Margriet Christina Mugawe (sebelumnya disebut Margareth), ibu angkat Angeline, untuk menggali lubang di bawah kandang ayam sekitar pekarangan rumah. Haposan Sihombing, pengacara Agustae, mengatakan awalnya di bawah kandang ayam itu sudah ada lubang.
Tujuan memperluas lubang tersebut, menurut Haposan, sebagai tempat pembuangan sampah hasil rumah tangga. "Agustae disuruh memperdalam lubang itu lagi oleh ibu angkat Angeline dengan kedalaman 40-50 sentimeter," kata pengacara yang ditunjuk Kepolisian Resor Kota Denpasar untuk mendampingi Agustae di markas Polresta Denpasa, Bali, Jumat, 12 Juni 2015.
Belakangan, di dalam lubang itulah Kepolisian menemukan jasad Angeline dalam keadaan membusuk pada Rabu, 10 Juni 2015. Meski lubang cukup sempit, kepada penyidik Agus mengaku menekuk tubuh Angeline agar muat di dalam lubang itu.
3. Bercak Darah
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan tim forensik telah menemukan bercak darah di kamar tidur ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe, dan kamar tidur Agus, tersangka pembunuh Angeline. "Informasi tersebut kami dapatkan dari tim forensik kemarin,” kata Arist saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 Juni 2015.
Arist tidak mengetahui jumlah darah yang tercecer di kedua kamar tidur itu. Ia mengaku dalam perjalanan kembali ke tempat kejadian perkara pembunuhan Angeline. Rencananya Arist akan memantau hasil temuan bercak darah serta mencari bukti lain. Bercak darah temuan tim forensik itu, kata Arist, menguatkan dugaan lembaganya yang mencurigai persengkokolan kejahatan yang dilakukan orang dalam di rumah itu.
TIM TEMPO