TEMPO.CO , Surabaya: Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan jika anak generasi muda menjadi pecandu narkoba, tidak menutup kemungkinan Indonesia dijajah lagi, karena warganya dalam kondisi sakit. "Bukan tidak mungkin terjajah lagi karena kita lagi sakit kena narkoba," katanya saat pemusnahan barang bukti narkoba di Balai Kota Surabaya, Sabtu, 13 Juni 2015.
Menurut Risma, pencegahan dan pemusnahan narkoba yang dilakukan pemerintah Kota Surabaya dan pihak kepolisian, diharapkan mampu menjadi perjuangan layaknya pahlawan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini. "Mudah-mudahan ini menjadi perjuangan kita," ucap dia.
Pemkot Surabaya, kata Risma, sudah berkomitmen memerangi narkoba dan minuman keras. Hal itu dibuktikan dengan mengoptimalkan peran guru dan konselor sebaya atau pelajar yang menjadi konselor bagi rekannya sendiri.
Selain itu, pemkot juga telah meluncurkan program kurikulum anti-narkoba pada 9 Juni 2015, sekaligus menjadikan Surabaya sebagai kota pilot project program hasil kerja sama antara Pemkot dan BNN pusat. "Semua program itu untuk membatasi ruang gerak peredaran narkoba, miras maupun potensi kenakalan remaja lainnya seperti tawuran dan seks bebas."
Risma menambahkan, sudah selayaknya masyarakat memberi perhatian lebih kepada peredaran narkoba dan miras. Sebab, baik narkoba dan miras, berpotensi memicu tindakan pidana kriminal. "Generasi muda kita bisa hancur gara-gara miras dan narkoba ini," ujar dia.
Oleh karena itu, kata dia, Risma mengajak kepada warga Surabaya untuk selalu melindungi anak-anaknya dari bahaya narkoba dan miras. Alasannya, sudah banyak generasi muda yang sakit akibat ketergantungan terhadap narkoba. "Mari kita jaga bersama-sama," ucap dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH