Padahal, menurut Tety, pernikahan dini menghilangkan hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagai jaminan mereka dimasa depan. Tety melanjutkan pernikahan dini merupakan salah satu akar dari berbagai persoalan sosial yang ada di masyarakat. Seperti kekerasaan dalam rumah tangga (KDRT), tingginya angka perceraian, kematian ibu, pengangguran, dan rendahnya kualitas hidup perempuan baik secara ekoonomi, sosial dan kesehatan.
Tety berujar, pernikahan dini yang dialami Tustilawati, hanya satu contoh kisah yang lebih beruntung. Sebab, setelah menikah Tustilawati bisa kembali melanjutkan hidup. Tety mengatakan tak semua seberuntung itu. "Banyak di daerah ini perempuan-perempuan korban pernikahan dini harus menjadi korban KDRT dan hidup dalam kemiskinan," ucapnya.
Tety menambahkan, kebanyakan dari mereka harus hidup dalam kemiskinan, karena tidak mempunyai keterampilan. "Hak untuk mendapatkan pendidikan mereka terkooptasi karena harus menikah," kata Tety.
PHESI ESTER JULIKAWATI