TEMPO.CO, Jakarta - Sejak ditemukan tewas pada 26 Maret 2015, kini sudah 77 hari kematian Akseyna Ahad Dori alias Ace masih menjadi teka-teki. Kepolisian hingga kini belum mampu mengungkap motif maupun tersangka di balik kasus pembunuhan yang menghebohkan itu.
Namun dalam catatan Tempo, tidak hanya kasus Ace, mahasiswa semester IV Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, saja yang belum terungkap. Sedikitnya ada lima skandal pembunuhan heboh yang menjadi misteri hingga kini. Berikut daftarnya:
1. Akseyna Ahad Dori
Lokasi: Danau Kenanga, Depok
Akseyna Ahad Dori alias Ace ditemukan tewas mengenaskan di Danau Kenanga Universitas Indonesia, Kompleks Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015. Kepolisian Resor Kota Depok memastikan bahwa Ace mati lantaran dibunuh dengan cara ditenggelamkan. Kesimpulan ini didasarkan temuan sejumlah batu dalam tas punggung dan sepatu yang rusak lantaran diseret pembunuhnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal polisi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mencari sejumlah alat bukti untuk mengungkap kematian Ace. Keberadaan bukti dirangkai dengan keterangan saksi dan alibinya. “Pada prinsipnya tidak ada kasus pembunuhan yang sulit terungkap,” ujar dia, Rabu, 10 Juni 2015. Namun hingga kini kasus Ace masih misterius.
2. Syamsul Bahri dan Keluarga
Lokasi: Binjai, Sumatera Utara
Syamsul Bahri, yang juga Ketua Kelompok Tani Koperasi Anugrah Jaya, diserang segerombolan orang bertopeng dengan cara dibacok pada April 2015. Pembunuhan sadis ini tak hanya melukai Syamsul. Istri dan dua anaknya pun turut menjadi korban.
Korban, Abdurahman, 62 tahun, bersaksi saat kejadian ia bersama Syamsul dan dua orang keluarganya asyik duduk di atas lahan eks PT Perkebunan Nusantara II. Tiba-tiba sekitar 15 orang menggunakan sebo dan menenteng klewang masuk ke pekarangan rumah dan membantai mereka. Pengusutan kasus ini masih kabur.
3. Bharada Rizky Dwi Wicaksono
Lokasi: Sekitar Halte Universitas Indonesia, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Rizky, anggota Detasemen B Satuan III Pelopor Brimob, dibunuh pada Selasa, 1 Juli 2014, dinihari. Dia dihadang dan dikeroyok 10 orang tak dikenal di sekitar halte UI dalam perjalanan ke Bandara Soekarno-Hatta. Malam itu ia hendak pulang kampung ke Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Polisi sudah memeriksa enam anggota Brimob. Juru bicara Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan keenamnya teman dekat korban ketika mengikuti ekspedisi NKRI 2014. Sejauh ini penyidik telah memeriksa pengemudi taksi, rekan senior, dan teman wanita korban. Kasus ini masih gelap.
4. Tito Refra Kei
Lokasi: Kota Bekasi, Jawa Barat
Tito tewas setelah ditembak orang tak dikenal di dekat kediamannya, Perumahan Titian Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat, 31 Mei 2013. Ia dibunuh pukul 10 malam ketika bersama rekannya sedang berkumpul di warung dekat rumah. Adik John Kei, tokoh pemuda, itu diberondong peluru yang langsung merenggut nyawanya dan penjaga warung.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara polisi, penembak misterius diduga salah sasaran. Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Helmy Santika mengatakan penembak Tito awalnya diduga berencana menembak Gery, rekan korban yang duduk tepat di depannya. Namun hingga kini polisi belum menetapkan tersangka dan motif penembakan.
5. Patar Ginting dan Keluarga
Lokasi: Kecamatan Namorambe, Deli Serdang
Satu keluarga itu dibunuh dengan kejam pada dinihari, Minggu, 12 Mei 2013. Para pembunuh mematikan lampu rumah sebelum menghabisi Patar dan keluarganya dengan luka-luka mengenaskan di leher. Selain Patar, kematian juga menjemput istrinya, Anik, 45 tahun, dan anak tunggal, Aisyah Br Ginting, 7 tahun.
Tiga hari berselang, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Deli Serdang Ajun Komisaris Erwin S. Manik mengatakan motif diduga perampokan karena pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang membawa harta korban. Ia mengatakan polisi masih mendalami kasus ini. Namun hingga kini kasus ini belum terungkap.
6. Aperina Zalukhu
Lokasi: Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara
Aperina Zalukhu, penduduk RT III Dusun III Desa Bitaya, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, ditemukan tewas tanpa kepala di kebun karet milik orangtuanya, Jumat, 18 Februari 2011 sekitar pukul 14.00. Menurut Malieki Zalukhu alias Ama Beni, ayah Aperina, jasad anaknya ditemukan dalam posisi bersimpuh.
Kepala Kepolisian Sektor Alasa Ajun Komisaris B. Sitanggang dan timnya melakukan pencarian kepala Aperina, tetapi tidak membuahkan hasil. Kepala Aperina masih misteri. Bahkan, pihaknya akan memberi hadiah uang tunai Rp 1 juta bagi pemberi informasi. Hingga kini motif dan tersangka pembunuh gadis 18 tahun itu belum tertangkap dan terungkap.
EVAN KUSUMAH | PDAT DIOLAH | BC