Margareth juga sempat melarang Arist untuk masuk ke Kamar Angeline. Akan tetapi, berkat bantuan polisi setempat yang turut hadir, Arist bisa masuk dan menemukan lebih banyak lagi kejanggalan di kamar tersebut.
Arist sempat berseteru dengan Margareth soal kelayakan rumah dan kamar bagi Angeline. Ia menilai kondisi kamar tersebut sangat parah dan tak layak huni, apalagi bagi anak-anak. Pernyataan tersebut memancing kemarahan Margareth dan keluarga hingga perseteruan di jejaring sosial.
Baca juga:
Margareth Sering Tinggal Angeline Sendirian di Rumah
Pembunuhan Sadis Anak: Ini 5 Tragedi Mirip Angeline
Arist memaparkan, kamar dengan kasur tanpa seprei tersebut sangat berantakan dan bau. Setiap orang yang masuk pasti akan terganggu pernafasannya karena bau yang tajam. Saat itu, beberapa bau yang dominan diduga berasal dari telur ayam, makanan anjing, tumpukan pakaian kotor dan toilet yang tak terurus.
"Baunya beda. Ada bau anyir juga, tapi saat itu saya tak mau mengambil kesimpulan karena ada banyak bau yang menyengat," kata dia.
Baca juga:
Kematian Akseyna: Pembunuh Berada di Sekitar UI
Meski tak berkesimpulan, toh, Arist mengaku melaporkan kecurigaannya terhadap bau tersebut ke Polda Bali pada 25 Mei 2015. Sesuai kesepakatan, Polda Bali mengirimkan sejumlah anjing pelacak untuk memeriksa keberadaan Angeline. Hasilnya nihil.
"Di tempat hilang, anjing hanya mampu beberapa meter kemudian kehilangan jejak. Di rumah, juga tak bisa menemukan," kata Arist.
Menurut dia, jenazah Angeline ditemukan terbungkus sebuah seprei dalam keadaan sudah membusuk setelah Polisi berhasil menangkap saksi kunci. Mayat tersebut dikubur begitu saja dekat pohon pisang di sisi kamar Angeline.
Baca juga:
Angeline Dibunuh: Agus Cuma Mengubur, Siapa Dalangnya?
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Menarik:
Kos Akseyna Digeledah 4 Jam, Cari Sidik Jari Siapa?
Lulung: Kalau Korupsi UPS, Kubur Saya Hidup-hidup
VIDEO TERKAIT:
Begini Kakak-Kakak Angeline di Bandung Bersimpati