TEMPO.CO, Serang - Pelaksana tugas Gubernur Banten, Rano Karno, membatalkan kunjungannya ke Milan, Italia, pada 12-16 Juni. Rencana ke Milan untuk menghadiri World Expo Milano 2015.
Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Banten, Deden Apriandi mengatakan, Rano Karno membatalkan ke Milan karena ingin fokus menyelesaikan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Banten. Soalnya, menurut Deden, dalam dua tahun berturut-turut, BPK memberikan opini tidak menyatakan pendapat (TMP) atau disclaimer atas laporan keuangan pemerintah.
”Padahal rencana keberangkatan sejak lama dan sudah dianggarkan. Tapi Pak Rano ingin fokus menyelesaikan temuan BPK,” ujar Deden, Senin, 8 Juni 2015.
Menurut Deden, rencana keberangkatan Rano ke luar negeri dijadwalkan dengan asumsi kondisi Banten baik dan kondusif. Namun, kini berubah karena hasil audit BKP yang memberikan opini disclaimer. Rano, menurut Deden, menyikapi temuan BPK secara serius dalam waktu paling lambat selama 60 hari ke depan sesuai dengan rekomendasi BPK. ”Untuk itu diperlukan pikiran dan tenaga. Jadi Pak Rano ingin fokus,” katanya.
Kesibukan Rano yang pelesiran ke luar negeri mendapatkan sorotan termasuk dari kalangan politikus. Bukan kali ini saja bekas aktor sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu ke luar negeri. Pada awal April, Rano berkunjung ke Dubai, Uni Emirat Arab. Lalu pada Juli-Agustus mendatang Rano berencana ke Amerika Serikat mengawal Gita Surowosan Banten mengikuti lomba marching band.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan, menilai Rano kurang sensitif terhadap masalah yang ada Banten saat ini. ”Perjalanan ke luar negeri urgensinya tidak ada,” ujar Fitron.
Wakil Ketua DPRD Banten Muflikhah menilai kunjungan Rano ke luar negeri harus dijelaskan kepada publik. Jika memang membawa misi yang jelas untuk kemajuan Banten, kata dia, lebih baik rencana kunjungan itu dipaparkan secara jelas kepada publik. ”Masyarakat akan paham jika kunjungannya membawa hasil positif. Soalnya biaya kunjungan ke luar negeri, kan, tidak murah,” ujar Muflikhah.
Namun Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah punya pendapat berbeda. Rekan Rano di satu partainya, di PDI Perjuangan, menilai kunjungan Rano ke Italia merupakan acara lima tahunan dan sudah teragendakan. Lagi pula, kata Asep, kunjungan ke Italia untuk mempromosikan Banten. ”Itu kan sudah diagendakan sebelum laporan BPK diterima. Tahun ini ada 15 gubenur yang berangkat ke sana. Jadi itu sah-sah saja,” kata Asep.
Menurut dia, persoalan tindak lanjut penyelesaian laporan BPK bukan hanya tanggung jawab Pelaksana Tugas Gubenur saja. ”Tugas seorang Gubenur tidak hanya mengurusi itu. Lagipula Pak Rano serius menindaklajuti laporan BPK. Buktinya hari ini seluruh kepala SKPD dikumpulkan, menggelar rapat dan membuat tim menindaklanjuti hasil audit BPK,” ujarnya.
WASI’UL ULUM