TEMPO.CO , Banda Aceh: Para eks kombatan kembali mendatangi kediaman Gubernur Aceh di Banda Aceh, Ahad, 7 Juni 2015. Mereka berjumlah sekitar 60 orang yang berasal dari wilayah Linge Kabupaten Bener Meriah. “Kami ingin menemui gubernur, bersilaturahmi dan meminta penyelesaian beberapa masalah yang kami hadapi,” kata Joni Suryawan, juru bicara Komite Peralihan Aceh Bener Meriah kepada Tempo.
Mereka berada di depan pintu masuk pendapa Gubernur Aceh menjelang siang. Para eks kombatan tersebut tidak diizinkan masuk oleh petugas jaga dalam lingkungan pendapa. “Enggak dikasimasuk, alasannya gubenur tidak di tempat,” ujar Joni.
Menurut Joni, mereka telah bertekad untuk bertahan dan dapat berjumpa dengan gubernur. Alasannya, mereka telah jauh-jauh datang dari Bener Meriah, sekitar 260 kilometer atau sekira empat jam berkendara ke Banda Aceh. "Kami akan bermalam di luar pagar nanti, sampai dapat berjumpa."
Beberapa masalah yang ingin disampaikan oleh mereka adalah berkaitan dengan kondisi mantan kombatan di Bener Meriah dan Aceh secara umum. Mereka menuntut pemerintah Aceh segera mewujudkan keadilan dan kesejahteraan ekonomi bagi eks kombatan, yatim piatu, para janda, dan seluruh masyarakat Aceh yang menjadi korban saat konflik.
Mereka juga menuntut sertifikasi tanah pertanian yang telah dialokasikan bagi eks kombatan dan masyarakat korban konflik yang berada di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah. Lahan pertanian yang dialokasikan untuk mereka pada 2007 kini tak jelas statusnya. "Telah diperjualbelikan oknum yang mengatasnamakan eks ombatan, kepada perusahaan pemegang HGU, tanpa persetujuan eks combatan GAM," kata Joni.
Salah seorang kombatan, Nurdin, mengakui dulunya mereka dijanjikan untuk pemberian lahan sebanyak 2 hektare per orang. Segala identitas telah didata dan ditunjuk lahan yang akan digarap berserta bantuan bibit kelapa sawit. "Kini lahan itu diserobot orang."
Selain meminta kejelasan mengenai lahan mereka itu, para eks kombatan juga meminta agar mereka dibantu paket pekerjaan dan bantuan dana untuk modal kerja.
Salah seorang staf Humas Pemerintah Aceh kepada Tempo mengatakan, Gubernur Aceh sedang berada di Lhokseumawe dan Aceh Utara, untuk menemani kunjungan sejumlah menteri ke daerah tersebut.
Sebelumnya, Ahad 31 Mei 2015, sejumlah kombatan dari wilayah Aceh Timur dan Aceh Utara juga menemui gubernur Aceh. Mereka juga menuntut keadilan dan kesejahteraan buat eks kombatan. Saat itu mereka berhasil bertemu gubernur dan berdiskusi.
ADI WARSIDI