TEMPO.CO , Makassar: Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar Adwi Umar tengah menunggu keputusan pimpinan terkait polemik pengadaan 50 sabak digital Apple iPad. Jika pimpinan DPRD sepakat membatalkan pengadaan itu, sekretariat bisa mengusulkannya ke Pemerintah Kota.
"Kita tunggu hasil rapat. Karena iPad ini untuk legislator, sedangkan kami cuma mengusulkan," kata Adwi Umar lewat telepon, Sabtu, 6 Juni 2015.
Adwi menyatakan pengadaan iPad akan dibahas lewat rapat pimpinan, meski sampai sekarang belum ada jadwal pasti pelaksanaannya.
Menurut Adwi, Sekretariat DPRD mengusulkan pengadaan iPad untuk membantu tugas dan kinerja para legislator. Namun belakangan muncul reaksi negatif dari mahasiswa dan masyarakat umum yang meminta pengadaan iPad dibatalkan.
Adwi mengatakan, rapat pimpinan diperluas rencananya dihadiri empat pimpinan DPRD bersama perwakilan sembilan fraksi. Rapat untuk menyimpulkan keputusan, apakah pengadaan iPad dibatalkan atau dilanjutkan. Sebab sebelumnya sejumlah fraksi telah menyuarakan perbedaan pendapat soal itu.
Meski menjadi polemik, Adwi menganggap pengadaan iPad sebagai suatu keperluan bagi para legislator. Alat komunikasi portabel itu dianggap bakal menunjang berbagai keperluan legislator, misalnya soal pengarsipan. "Bisa digunakan untuk menyimpan data, hasil rapat, atau regulasi," ujar Adwi.
Sejauh ini belum jelas kapan Pimpinan DPRD menggelar rapat. Wakil Ketua DPRD Makassar, Eric Horas mengatakan, rapat pimpinan diperluas tidak disinggung saat Badan Musyawarah digelar Jumat pekan lalu. Padahal selama ini semua rapat dan agenda lain legislator diatur lewat Badan Musyawarah. "Kita rapat seperti biasa. Menentukan jadwal kerja rutin," kata dia.
Menurut Eric, persoalan yang menjadi polemik seperti menyangkut iPad memang dibahas di rapat pimpinan diperluas. Namun sampai sekarang ia belum menerima jadwal untuk itu. Eric sendiri, secara pribadi menolak pengadaan iPad. "Daripada diributkan, mending dibatalkan saja."
Ketua DPRD Makassar, Farouk M Betta, juga belum memastikan kapan rapat pimpinan digelar. Namun menurut dia, rapat itu bakal menjadi kesimpulan apakah Dewan tetap membiarkan pengadaan iPad atau menolaknya. Ia mengembalikan keputusan ke masing-masing pihak di Dewan, yang disebut sebagai calon pemakai iPad.
Di antara legislator Makassar, Farouk memilih jalan tengah menyikapi polemik iPad. Ia bersepakat soal penggunaan iPad sebagai perangkat teknologi yang bisa meringankan tugas legislator sehari-hari. Namun di sisi lain, pengadaan disebut memberatkan anggaran keuangan daerah.
AAN PRANATA