Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Nikahi Peri, Seniman ini Klaim Punya Anak Kembar  

image-gnews
Ritual siraman dalam rangkaian acara perkawinan Bagus Kodok Ibnu Sukodok dengan peri Setyowati berlangsung di halaman rumah tua di Desa Sekaralas, Ngawi, Jawa Timur, Rabu, 8 Oktober 2014. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Ritual siraman dalam rangkaian acara perkawinan Bagus Kodok Ibnu Sukodok dengan peri Setyowati berlangsung di halaman rumah tua di Desa Sekaralas, Ngawi, Jawa Timur, Rabu, 8 Oktober 2014. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Ngawi -  Seniman Prawoto Mangun Baskoro alias Bagus Kodok Ibnu Sukodok, 64 tahun, kembali menggelar aksi seni kejadian (happening art). Pria asli Surakarta, Jawa Tengah ini melangsungkan tasyakuran yang diklaim untuk menandai kelahiran anak kembar dampit (laki-laki dan perempuan) hasil pernikahannya dengan makhluk halus, peri Setyowati.

Seni kejadian bertajuk ‘Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah’ itu digelar di Sendang Margo dan Sendang Pangiyoman di Kecamatan Kedunggalar yang masuk petak 24 C wilayah Resor Pemangku Hutan Begal, Kesatuan Pemangku Hutan Ngawi. Kegiatan tersebut berlangsung dua hari, yakni Sabtu sore hingga Ahad siang, 7 Juni 2015.

Sukodok mengatakan sejumlah seniman dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan luar negeri unjuk gigi selama dua hari tersebut. Mereka menampilkan kesenian tradisional seperti wayang kulit, reog, tari dan musik tradisional. ‘’Boleh dibilang acara ini adalah sepasaran (lima hari kelahiran) bayi,’’ katanya saat ditemui di lokasi acara, Sabtu sore, 6 Juni 2015.

Bramantyo Projosusilo, penggagas seni kejadian itu menyatakan anak kembar dampit hasil perkawinan dengan peri Setyowati lahir pada 1 Juni 2015. Keduanya diberi nama Joko Samudra dan Sri Parwati.

Untuk menandai kelahiran anak yang diklaim sebagai makhluk halus, Bramantyo meletakkan dua buah kelapa muda berwarna kuning (cengkir) di gubuk dekat Sendang Margo. Kelapa muda yang digambari sosok laki-laki dan perempuan ditaruh di atas bantal dan diapit guling berwarna putih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di dekatnya ditaburi bunga kenanga, kantil dan mawar merah. Hal ini, menurut Bramantyo, menggambarkan Joko Samudra dan Sri Parwati sedang tidur. ‘’Seni kejadian ini sebagai jagongan (tasyakuran) karena bayinya sudah lahir selamat,’’ kata Bramantyo.

Seni kejadian kali ini merupakan lanjutan dari cerita pernikahan Sukodok dengan peri Setyowati yang digelar di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi, 8 Oktober 2014. Seperti halnya aksi sebelumnya, kegiatan bertajuk ‘Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah’ menjadi tontonan ratusan warga.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.  Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.


Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Serikat pekerja industri media dan kreatif Sindikasi saat menyampaikan pendapat di hari Buruh Sedunia di Silang Monas, Jakarta. TEMPO | Alfan Noor
Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.


Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Etza Meisyara melakukan performance musik di acara pembukaan pameran tunggalnya di Ville De La Rochelle Prancis. (Dok.Etza)
Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.


Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.


Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Mike musikus punk Marjinal seusai jumpa media tentang acara The People's Summit on Alternative Development di Denpasar, Sabtu, 6 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.


Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman mural The Popo kritik Gubernur DKI Jakarta soal penanganan Kali Item melalui mural (Instagram)
Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural


Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Naufal Abshar, pelukis mural yang terkenal dengan serial 'Hahaha' untuk melakukan kritik sosial. Leonardi
Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.


Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Dokus Piramida Dugong. Foto: Yayasan Terumbu Rupa
Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka


Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo menggelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti di Gedung Tempo, 21 September 2017. TEMPO/Juli Hantoro
Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.


Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Tisna Sanjaya melakukan performance art mendukung KPK. BISNIS.COM
Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.