TEMPO.CO, Serang - Sebuah kapal kayu bermuatan lima ratus ton pupuk yang berlayar dari Pelabuhan Panjang Lampung, menuju Bangka Belitung tenggelam di perairan Selat Sunda, tepatnya di sekitar Pulau Prajurit. Akibat kejadian tersebut, dua orang anak buah kapal (ABK) masih dinyatakan hilang, sedangkan empat ABK lain bisa diselamatkan setelah terombang-ambing di laut selama tiga belas jam.
Empat orang kru kapal kayu KLM Mitra Nusantara yang tenggelam itu bisa diselamatkan oleh sebuah kapal toag boat Herlina, yang sedang melintas.
Keempat ABK dan nakhoda yang diketahui bernama Bonajianto, Eko, Ujang, dan Mandumasi berhasil selamat setelah sebelumnya terombang-ambing di tengah laut selama 14 jam.
Meski tidak mengalami luka serius, akibat kejadian tersebut keempat korban selamat dalam kondisi syok setelah terombang-ambing di tengah laut.
Menurut pengakuan para korban selamat, peristiwa tenggelamnya kapal laut motor Mitra Nusantara, terjadi pada Kamis sore, 4 Juni 2015. Kapal bermuatan pupuk seberat lima ratus ton tersebut yang akan diangkut dari Lampung menuju Bangka Belitung tenggelam di tengah laut, akibat kebocoran kapal setelah dihantam gelombang tinggi.
Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Panjang Provinsi Lampung menuju Bangka Belitung tersebut ditumpangi enam orang ABK. Namun, hanya empat korban selamat yang merupakan ABK dan nakhoda kapal yang berhasil diselamatkan. Sedangkan dua ABK lain yakni Kawaludin dan Samsudin hingga saat ini masih dinyatakan hilang.
Setelah berhasil diselamatkan oleh kapal toag boat Herlina, keempat korban selamat kemudian dievakuasi oleh kapal patroli KN 333 milik KPLP Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai ke Pelabuhan Merak, Banten.
Hingga saat ini petugas dari Tim Sar Gabungan Lanal Banten, KSOP, KKP dan Basarnas Banten masih melakukan pencarian di lokasi tenggelamnya kapal, untuk mencari dua korban yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang.
DARMA WIJAYA (SERANG)