TEMPO.CO, Madiun - Prestasi Devi Triasari, 24 tahun, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, menyedot perhatian sejumlah pihak.
Peraih indeks prestasi kumulatif 3,99 skala 4 ini tidak hanya mendapat tawaran program magister di Australia dan Belanda. Mahasiswi dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ini juga dilirik politikus Senayan. “Ada yang menawarkan bekerja sebagai staf ahli anggota DPR dan akan dikuliahkan S-2 di UI (Universitas Indonesia),” ujarnya saat dihubungi, Jumat, 5 Juni 2015.
Devi juga menerima tawaran dari alumnus Fakultas Hukum UNS untuk bekerja di kejaksaan. Anak pasangan Suwito, 61 tahun, dan Karinem, 61 tahun, ini juga mendapat peluang beasiswa program magister dari Pemerintah Kabupaten Ngawi. “Tapi saya lebih condong untuk meneruskan kuliah di luar negeri,” katanya kepada Tempo.
Salah satu perbankan yang telah menjalin kerja sama dengan UNS, menurut dia, menawarkan beasiswa kuliah S-2 di Universitas Monash dan Universitas Newcastle, Australia. Anak buruh tani dan pembantu rumah tangga ini juga mendapat tawaran beasiswa kuliah di Universitas Leiden, Belanda. Hingga kini, Devi belum menentukan pilihan.
Devi merasa perlu memantapkan hatinya untuk menetapkan pilihan. “Saya perlu salat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah biar tidak salah pilih,” tutur Devi. Menurut dia, upaya memantapkan hati untuk memilih kampus masih cukup waktu.
Sebab, ijazah sarjana hukum dari UNS belum dikantongi lantaran proses wisuda Devi dan sejumlah mahasiswa lain baru digelar pada Sabtu, 13 Juni 2015. “Persyaratan dari universitas (Australia dan Belanda) harus ada ijazah dulu,” ucap Devi.
Setelah persyaratan administrasi terpenuhi, Devi akan belajar di luar negeri. Rencana itu sudah mendapat restu dari ayah dan ibunya. “Orang tua saya mendukung, mungkin dengan begini bisa mengangkat derajat keluarga,” ujarnya.
Suwito, sang ayah, menyatakan bangga atas prestasi yang diraih Devi. Sebab, sulung dari tiga bersaudara itu mampu membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi keluarga tidak menghambat seseorang bersekolah hingga perguruan tinggi. “Kalau dia harus ke luar negeri untuk belajar, saya ikhlas. Semoga apa yang dicita-citakan bisa terkabul,” katanya.
NOFIKA DIAN NUGROHO