TEMPO.CO, Padang - Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) meminta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan terhadap wisatawan yang datang dari Korea Selatan atau hendak menuju negeri itu. Langkah ini perlu dilakukan demi mencegah penyebaran Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) dari negara itu.
Ketua DPP Asita Asnawi Bahar mengatakan pihaknya akan menyurati Menteri Kesehatan dan Menteri Pariwisata agar mereka mengambil langkah strategis. Menurut dia, pencegahan harus dilakukan mulai dari bandara.
"Kami juga meminta pengusaha travel untuk mengantisipasi turis yang masuk ke Indonesia. Apakah mereka sudah pakai vaksin atau ada surat keterangan kesehatannya," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 Juni 2015.
Menurut dia, jumlah wisatawan asing dari Korea Selatan cukup tinggi, terutama yang menuju Batam dan Bali. "Cukup besar. Di Bali saja ada 400-500 ribu wisatawan asal Korea yang masuk," ujarnya.
Sebelumnya, anggota Tim Darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk MERS-CoV, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan serangkaian kasus MERS yang terjadi di Korea Selatan melalui keterangan tertulis pada Rabu, 3 Juni 2015. Menurut dia, ada 14 warga Korea yang tertular seorang pasien yang membawa MERS-CoV ke negeri itu.
Sebagai salah satu dari 17 pakar dunia yang akan melakukan pertemuan tentang MERS-CoV, ia mengatakan akan mengamati perkembangan kasus di Korea Selatan yang dikhawatirkan akan menyebar ke Cina. Pemerintah Korea Selatan telah melaporkan perkembangan kasus MERS-CoV di negaranya ke WHO.
ANDRI EL FARUQI | MITRA TARIGAN