TEMPO.CO, MAKASSAR - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Makassar menjamin pasokan daging sapi selama Ramadan tetap stabil. Sejumlah daerah penghasil daging sapi telah menyatakan siap memasok Makassar. Daerah tersebut adalah Maros, Gowa, Takalar, dan Bulukumba. Adapun di luar Sulawesi Selatan misalnya Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. “Mereka telah siap memberikan pasokan,” ujar Muhammad Fadli, pelaksana tugas Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Makassar, 4 Juni 2015.
Menurut Fadli, daging sapi eceran selama ini dijual di sejumlah pasar tradisional dan swalayan. Harga daging sapi lokal, menurut Fadli, lebih mahal dibanding harga daging impor. Selisihnya mencapai Rp 5.000 per kilogram. Pasokan daging, khususnya daging sapi lokal, didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional rata-rata Rp 7.000 per kilogram. “Ini kondisi di luar bulan Ramadan,” kata Fadli.
Namun, selama Ramadan, khususnya menjelang hari raya Idul Fitri, ucap Fadli, konsumsi daging sapi melonjak hingga lima kali lipat. Menurut dia, konsumsi daging sapi umumnya terserap rumah makan serta restoran. “Saat Lebaran, warga muslim mengkonsumsi daging,” ujarnya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan Abdul Muas menjelaskan, Sulawesi Selatan mengalami surplus produksi sapi sekitar 20 ribu ekor setiap tahun. “Stok sapi di Sulawesi Selatan saat ini masih surplus,” tuturnya.
Tahun ini, ujar Muas, pemerintah Sulawesi Selatan optimistis melampaui target produksi sapi sekitar 1,4 juta ekor. Sulawesi Selatan mencatat produksi sekitar 1,3 juta ekor sapi tahun 2014 dari target 1,2 juta ekor. “Target kami pada 2018, produksi sapi mencapai 2 juta ekor.”
Baca Juga:
Pedagang eceran daging sapi di Pasar Tradisional Terong Makassar, Alimuddin, mengatakan pasokan daging saat ini masih normal. Menurut dia, harga daging sapi eceran Rp 85 ribu per kilogram. “Kenaikan harga saat Lebaran tidak besar, hanya berkisar Rp 5.000-10 ribu per kilogram.”
INDRA OY