TEMPO.CO, Jakarta - Hati pemimpin Komunitas Eden, Lia Eden, teriris melihat dunia politik Indonesia. Dia menangis ketika hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Sarpin Rizaldi memenangkan gugatan praperadilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan soal penetapan status tersangkanya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Dan Anda (Jokowi) ragu-ragu bersikap tegas, maka Lia menangis karena tak sanggup melihat ketidakadilan itu," kata Lia dalam salah satu rangkaian surat yang dia layangkan untuk Presiden Joko Widodo tertanggal Senin, 25 Mei 2015. Rupanya, Lia Eden begitu sayang kepada Jokowi, sehingga merasa wajib mengirim surat itu ke Presiden.
Lia Eden mengklaim surat yang dia kirimkan ke sejumlah tokoh penting, termasuk Jokowi, sebagai wahyu Tuhan yang harus disampaikan sekembalinya ia dari penjara. Lia Eden mencampurkan kutipan ayat Al-Quran, Injil, dan pemahamannya soal tokoh mistis Nyi Loro Kidul. Seluruhnya disambungkan dengan kondisi politik yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Lia Eden memohon agar Tuhan berkenan turun tangan langsung mengurusi masalah perseteruan kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam suratnya, Lia tampak sepenuhnya mendukung pemberantasan korupsi dan pembongkaran kebobrokan di kepolisian. Menurut dia, Jokowi melakukan kesalahan fatal karena mengangkat Budi Gunawan menjadi Wakil Kapolri.
Menurut Lia Eden, tidak ada orang yang sudah terbukti kesewenang-wenangannya membabi buta dan tak menghargai siapa pun dan sudah ditetapkan jadi tersangka oleh KPK, justru tetap dipilih. "Tapi itulah halangan berat bagi Anda. Tuhan membiarkan kesewenang-wenangannya tuntas karena dari sanalah pembalikan nasib terhadap kepolisian juga akan tuntas."
Lia sangat yakin, Jokowi--yang dianggap sebagai titisan Krishna (dewa kebijaksanaan dalam agama Hindu)--akan mampu menyembuhkan luka negeri ini. "Melalui keegaliteran Anda dan segala kesederhanaan sikap Anda yang jujur diserai perhatian dan kerja keras untuk bangsa."
PUTRI ADITYOWATI