TEMPO.CO, Ngawi - Devi Triasari, 24 tahun, mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, meraih nilai hampir sempurna dengan indeks prestasi kumulatif 3,99 selama masa kuliah tiga tahun enam bulan. Dia dan sejumlah mahasiswa lain akan diwisuda pada pertengahan Juni ini.
Sebelum wisuda digelar, jadwal alumnus terbaik UNS ini kian padat. Tempo, yang mendatangi rumahnya di RT 4 RW 2, Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tidak berhasil bertemu Devi. “Dia masih di Jakarta karena diundang Metro TV,” kata Sudarno, 45 tahun, paman Devi, Kamis, 4 Juni 2015.
Devi pergi ke Jakarta bersama Karinem, 61 tahun, ibunya. Mereka, kata Sudarno, berangkat sejak Senin, 1 Juni 2015. Sesuai rencana, keduanya tiba di kediamannya di Ngawi pada Kamis malam. “Sebelumnya juga ada wartawan yang datang, tapi belum ada yang bertemu dengan Devi karena masih di Solo,” ujarnya.
Nama Devi mencuat karena mampu meraih prestasi akademis di kampusnya. Dia berhasil mengungguli mahasiswa lain di UNS yang memiliki latar belakang dari keluarga mapan. Sedangkan Devi merupakan anak dari buruh tani dan pembantu rumah tangga yang berpenghasilan rendah.
Suwito, sang ayah, merasa bangga dengan prestasi yang diraih Devi. Bungsu dari tiga bersaudara itu merupakan satu-satunya anggota keluarga yang mampu bersekolah hingga ke perguruan tinggi. Kesempatan tersebut didapat melalui Bidik Misi, yakni program beasiswa Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
Setiap bulan, Devi mendapat biaya hidup Rp 600 ribu dan gratis biaya kuliah. “Untuk kuliah, dia dapat beasiswa,” tutur Suwito.
Karena berhasil mendapat IPK yang nyaris sempurna, menurut Suwito, Devi mendapat tawaran menerima beasiswa untuk meneruskan magister di Belanda dan Australia. “Kalau dia harus ke luar negeri untuk belajar, saya ikhlas. Semoga apa yang dicita-citakan bisa terkabul,” ucapnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO