TEMPO.CO, Tulungagung - Aparat Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, menggerebek bisnis prostitusi berkedok rumah tangga di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. “Modusnya agar terkesan seperti rumah tangga biasa,” kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung Ajun Komisaris Edy Herwianto, Kamis, 4 Juni 2015.
Menurut Edy, penggerebekan dilakukan Rabu kemarin, 3 Mei 2015. Polisi menciduk pemilik rumah, Endang Suwartiningsih, 45 tahun. Namun tak satu pun perempuan penjaja cinta komersial maupun penggunanya ditangkap.
Praktek mesum itu mulai tercium ketika warga mendapati tamu hilir-mudik datang ke rumah Endang. Kedatangan tamu laki-laki selalu disusul tamu perempuan yang masuk ke dalam rumah Endang untuk waktu yang cukup lama. Karena itu, warga melaporkan pemilik rumah ke polisi, yang langsung melakukan penggerebekan.
Edy menjelaskan bahwa Endang, perempuan paruh baya itu, disinyalir menyediakan pekerja seks komersial yang siap didatangkan ke rumahnya. Beberapa kamar rumahnya disulap menjadi tempat melakukan hubungan seksual.
Endang menerima permintaan jasa PSK dari konsumen melalui telepon atau SMS. Selanjutnya dia meminta konsumen membuat janji untuk dipertemukan dengan PSK di rumahnya.
Setelah si lelaki pemesan dan PSK tiba di rumah Endang serta berkedok sebagai tamu biasa, Endang, yang diduga berprofesi sebagai mucikari, meminta mereka masuk ke dalam kamar untuk melakukan hubungan seks.
Kepada polisi Endang mengakui mempekerjakan PSK secara freelance di rumahnya. Setiap kali kencan, konsumen dipatok harga Rp 300 ribu. Rp 250 ribu di antaranya menjadi bagian PSK, sedangkan sisanya, Rp 50 ribu, diambil Endang sebagai biaya penghubung dan menyediakan kamar.
Endang mengatakan tak pernah menampung seorang pun PSK di rumahnya. Seluruhnya diundang dengan sistem beli putus.
Tak hanya melayani tamu yang datang ke rumah, Endang juga mengirimkan PSK ke sejumlah hotel di Tulungagung. Dia mengaku mengenal banyak karyawan hotel, yang kerap menghubunginya untuk meminta layanan PSK kepada tamu hotel. Profesi itu dilakukannya sejak 2010.
Menurut Edy, praktek mesum yang dilakukan Endang banyak diminati sejak dua lokalisasi besar di Tulungagung, yakni Ngujang di Kecamatan Kedungawaru dan lokalisasi Kaliwungu di Kecamatan Ngunut, ditutup.
Kedua lokalisasi bisnis esek-esek itu mampu menampung ratusan PSK dengan tingkat kunjungan yang tinggi.
HARI TRI WASONO