TEMPO.CO, Sidoarjo - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur masih menunggu persetujuan aparatur desa dan kecamatan setempat untuk melakukan proses evakuasi buaya yang muncul di perairan Sungai Porong, Dusun Awar-awar, Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo.
"Kita (BKSDA) masih meminta surat persetujuan dan surat pernyataan dari aparatur desa dan kecamatan untuk dilakukan evakuasi," kata Kepala Seksi Konservasi BKSDA Jawa Timur, Wiwid Widodo, kepada Tempo, Selasa, 2 Juni 2015.
Menurut Wiwid, bila aparatur desa dan kecamatan menyetujui, persiapan evekuasi akan segera dilakukan. Syarat evakuasi dilakukan bila lokasi steril dari warga dan pengunjung. Sementara saat ini lokasi tersebut ramai dikunjungi warga yang ingin melihat langsung.
Evakuasi, kata dia, bisa dilakukan dengan beberapa cara. Bila buaya tersebut muncul dipermukaan, evakuasi akan dilakukan dengan penggiringan. Sementara bila akan ditangkap, buaya akan dipancing dengan umpan agar naik ke daratan.
Berdasarkan identifikasi BKSDA selama seminggu terakhir, ada dua buaya di aliran sungai desa setempat. BKSDA belum bisa memberikan kepastian dari mana buaya-buaya tersebut berasal. Namun, Wiwid mendunga buaya itu berasal dari muara Sungai Porang atau memang buaya peliharaan yang sengaja dilepaskan oleh seseorang.
Saat disinggung apakah kemunculan buaya berkaitan dengan pengaruh pembuangan lumpur Lapindo ke Sungai Porong, ia mengatakan belum bisa dikaitkan dengan Lapindo.
Wiwid menambahkan, BKSDA juga akan melayangkan surat pemberitahuan kepada Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. "Tidak meminta persetujuan. Hanya memberi tahu kalau keberadaan buaya rawan menimbulkan konflik dengan warga sehinggi perlu dievakuasi," kata dia.
NUR HADI