Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Temuan Kanal Zaman Majapahit Mentahkan Pendapat Arkeolog

image-gnews
Tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, melakukan ekskavasi atau penggalian dan penelitian situs diduga kanal atau saluran air, zaman Majapahit di Dusun Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 1 Juni 2015. TEMPO/ISHOMUDDIN
Tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, melakukan ekskavasi atau penggalian dan penelitian situs diduga kanal atau saluran air, zaman Majapahit di Dusun Nglinguk, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 1 Juni 2015. TEMPO/ISHOMUDDIN
Iklan

TEMPO.CO, Mojokerto–Temuan struktur batu bata yang diduga kuat merupakan kanal peninggalan zaman Majapahit di Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mematahkan pendapat arkeolog Universitas Indonesia  Agus Arismunandar. Sebelumnya Agus mengatakan di Trowulan tidak ada kanal.

“Temuan ini mematahkan pendapat yang mengatakan di Trowulan enggak ada kanal. Saya termasuk orang yang menentang pendapat itu,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Aris Soviyani, Selasa, 2 Juni 2015.

Tim arkeolog Universitas Indonesia yang dipimpin Agus pernah berpendapat bahwa di Trowulan tidak ada kanal. Jalur-jalur rendah memanjang saling berpotongan yang terlihat berdasarkan foto udara  dianggap hanya bekas permukiman kasta sudra. Pendapat itu didasarkan pada data arkeologis di lapangan, data dari sejumlah karya sastra, dan konsepsi keagamaan. Namun tak semua arkeolog setuju dengan pendapat ini.

Aris meyakini bahwa masyarakat era Kerajaan Majapahit sudah menerapkan tata ruang dan tata kelola air dengan baik. “Buktinya sudah ditemukan kolam dan saluran air,” kata Aris. Dalam kitab kuno dan sumber literatur lainnya, ujarnya,  disebutkan bahwa terdapat petirtaan (kolam raksasa) yang biasa digunakan oleh kaum bangsawan kerajaan.

Kanal-kanal yang dibangun di era Majapahit diperkirakan merupakan saluran untuk mengalirkan air dari sumbernya  sekaligus sebagai pengendali banjir. “Diperkirakan bukan untuk pengairan sawah, tapi aliran air dari sumber air atau pengendali banjir,” kata arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Nugroho Harjolukito.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini tim Balai Pelestarian  sedang meneliti struktur batu bata diduga sebagai kanal itu. Struktur batu bata tersebut berupa dinding kanal atau selokan yang berbelok. Dua dinding membujur ke utara dan selatan sepanjang 3,57 meter dan 2,7 meter, serta dinding mengarah ke barat daya sepanjang 1,4 meter. Kedalaman atau tinggi dinding kanal ini sekitar 45 sentimeter.

Tim arkeolog juga sedang menggali lokasi lain di kebun tebu yang berdekatan dengan lokasi penemuan kanal. “Diperkirakan kanal ini mengarah ke sini (kebun tebu), makanya digali untuk melihat apakah benar ada bagian kanal di tempat ini,” kata Nugroho.

ISHOMUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

38 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

49 hari lalu

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Ahli waris dari korban Tragedi Rawagede membersihkan makam keluarganya saat peringatan peristiwa Tragedi Rawagede di Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 11 Desember 2018. Acara ini dihadiri para ahli waris untuk mengenang keluarganya yang menjadi korban. ANTARA/M Ibnu Chazar
Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.


Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Seorang warga duduk di pelataran rumah bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, 10 Maret 2016. Kampung Majapahit merupakan proyek Pemprov Jatim dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. ANTARA/Ismar Patrizki
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?


4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

Gedung Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang ini direkomendasikan untuk dijadikan cagar budaya. Bangunan ini merupakan bekas rumah residen Palembang yang berasal dari reruntuhan Keraton Kuto Lamo. TEMPO/Parliza Hendrawan
4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.


Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Jonatan Christie menikah dengan Shania Junianatha, dalam pemberkatan pernikahan yang berlangsung di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat, 1 Desember 2023. (Instagram/@jonatanchristieofficial)
Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.


Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Toko Merah di yang terletak di tepi barat Kali Besar Barat, Jakarta in pernah menjadi sebuah toko milik warga Cina, Oey Liauw Kong sejak pertengahan abad ke-19. Nama tersebut juga didasarkan pada warna tembok depan bangunan yang bercat merah hati langsung pada permukaan batu bata yang tidak diplester. Tempo/Rully Kesuma
Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.


Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Suasana kawasan Suryakencana pada masa PPKM Darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 6 Juni 2021. Penutupan 10 ruas jalan di pusat Kota Bogor itu diberlakukan setiap hari mulai pukul 21.00 -24.00 WIB. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.


5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

6 November 2023

Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Gunung Penanggungan dianggap suci sejak dulu, banyak cagar budaya yang berasal dari abad ke-10