TEMPO.CO, Mojokerto - Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokero, menemukan koin kuno saat menggali situs yang diduga selokan atau saluran air pada zaman Majapahit di Dusun Nglinguk, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
“Selain tiga keping koin kuno, tim menemukan sejumlah fragmen diantaranya batu bata kuno, hiasan atap bangunan, dan pecahan benda berbahan keramik,” kata Ketua Tim Ekskavasi atau penggalian, Nugroho Harjolukito, Senin 1 Juni 2015.
Pecahan keramik itu diduga pecahan dari mangkok atau benda lain yang terbuat dari keramik. “Benda dari keramik ini biasanya berasal dari Tiongkok dan Vietnam yang dibawa ke Trowulan sebagai hadiah,” kata anggota tim, Pahadi.
Pahadi mengatakan pecahan keramik berwarna coklat tua biasanya berasal dari Vietnam. Sedangkan pecahan keramik berwarna putih dengan motif warna hijau atau biru biasanya berasal dari Tiongkok zaman Dinasti Yuan Dinasti Yuan (1279 - 1368 M) dan Dinasti Qing (1644 - 1911 M) .
Koin kuno yang ditemukan terdiri dari tiga keping yang menyatu atau melekat dengan tanah. “Kalau dilihat dari kasat mata, ini sepertinya koin kuno dari Tiongkok sebab masyarakat zaman Majapahit belum menggunakan koin uang untuk transaksi ekonomi,” kata Pahadi.
Lantaran sudah ratusan tahun terpendam, tidak terlihat tanda ukiran tahun atau nominal pada benda diduga koin kuno tersebut. “Biasanya koin kuno seperti ini terbuat dari perunggu,” ujarnya. Fragmen benda-benda purbakala tersebut akan dibersihkan dan diteliti lebih lanjut di laboratorium BPCB Trowulan.
Selain mengumpulkan fragmen benda-benda purbakala, tim tetap fokus meneliti bangunan dari batu bata diduga kuat kanal yang sebelumnya sudah ditemukan di ladang yang digali untuk pembuatan batu bata.
Tim juga sedang melakukan penggalian dua titik di lokasi lain yang diduga bagian atau sambungan dari kanal yang sudah ditemukan. Lokasi tersebut berada di kebun tebu yang bersebelahan dengan ladang tempat pembuatan batu bata tempat penemuan kanal.
“Kami menduga saluran air atau kanal ini masih panjang dan perlu digali sebab temuan ini penting,” kata Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani di lokasi penggalian. Aris mengatakan bentuk dan pola kanal yang ditemukan di Dusun Nglinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, ini berbeda dengan kolam panjang yang ditemukan di dekat Museum Trowulan. “Ini temuan menarik karena berbeda dengan temuan kanal sebelumnya,” katanya.
Struktur batu bata yang ditemukan di ladang yang digali untuk pembuatan batu bata itu berupa dinding kanal yang berbelok. Dinding kanal itu antara lain dua dinding mengarah ke utara-selatan sepanjang 3,57 meter dan 2,7 meter serta dinding mengarah ke barat daya sepanjang 1,4 meter. Kedalaman atau tinggi dinding kanal ini sekitar 45 centimeter.
ISHOMUDDIN