TEMPO.CO, Bandung - Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Muradi, menilai dua tahun masa kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil belum maksimal. Menurut dia, Ridwan Kamil tak mampu mengelola dan mengendalikan roda birokrasi di Pemerintah Kota Bandung.
“Saya bukan mengadu domba, tapi dari hasil pengkajian, hubungan Ridwan Kamil dan birokratnya tak membuahkan hasil. Jangan dulu punya mimpi jadi gubernur atau presiden,” ujar dia, yang juga Kepala Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, saat menjelaskan hasil survei penilaian masyarakat terhadap kinerja Ridwan Kamil dan wakilnya, Oded M. Danial, di Hotel Amaroossa, Jalan Aceh, Bandung, Rabu, 27 Mei 2015.
Survei dilakukan terhadap sekitar 400 orang di Bandung dengan jangka waktu kajian selama 18 bulan. Dia menilai, pengaruh Ridwan Kamil terhadap birokrasi tak seperti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ridwan Kamil dinilai cenderung lebih memanfaatkan orang-orang di luar Bandung dan mengindahkan fungsi birokrasi.
Ridwan Kamil punya waktu kurang-lebih tiga tahun untuk memperbaiki hubungannya dengan para birokrat di bawahnya agar jenjang kariernya bisa lebih tinggi. Jika tak mampu mereformasi birokrasi, kata Muradi, popularitasnya akan kian meredup.
Bukan tanpa bukti Muradi mengungkapkan hal tersebut. Kenyataan Ridwan Kamil tidak bisa merangkul birokrasi diungkapkan oleh 15 kepala dinas yang diwawancarai secara langsung. "Paling terlihat di level camat. Lurah dan dinas-dinas apakah terlibat penuh? Tidak, mereka iya-iya tapi tidak dikerjakan," kata Muradi
Tak hanya itu, dari hasil kajiannya, PSPK Unpad pun menilai Ridwan Kamil tak memprioritaskan program pendidikan dan kesehatan. Padahal, dua elemen program pemerintah itu memiliki pengaruh langsung terhadap masyarakat. “Kata siapa masyarakat nyaman dengan hanya diberi fasilitas taman?” ujar dia.
Selama dua tahun masa kepemimpinannya, ia menambahkan, Ridwan Kamil tidak dapat menuntaskan permasalahan khas perkotaan. Permasalahan itu di antaranya, banjir dan kemacetan. Hingga saat ini, Bandung kerap mengalami banjir saat musim hujan tiba. Kemacetan juga masih merajalela di Kota Kembang pada jam pulang dan pergi kerja, dan saat akhir pekan tiba.
Saat Tempo menemui Ridwan Kamil di Padepokan Seni Mayang Sunda, Jalan Peta, Bandung, ia tak mau mengomentari hal tersebut. “Sementara ini no comment dulu. Tunggu nanti sore setelah acara,” ujar dia. Di sana, Emil, sapaan Ridwan, menghadiri acara pelantikan pengurus kelompok tempat hiburan malam.
PERSIANA GALIH