TEMPO.CO , Bandung:Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Kota Bandung berencana membeli sejumlah lahan di kawasan lokalisasi Saritem, untuk dibangun pasar. Rencana itu dilakukan Pemkot Bandung untuk menghentikan praktek prostitusi yang sudah hidup bertahun-tahun di sana.
“Tindakan yang paling tepat adalah pengalihan sumber ekonomi mereka. Jangka panjang kami akan buat pasar untuk menjual pernak-pernik dan perhiasan di sana,” ujar Ridwan Kamil, saat ditemui setelah menerima penghargaan Indonesia Marketers di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Selasa, 26 Mei 2015. Warga Bandung yang punya Kartu Tanda Penduduk di daerah Saritem, dipermudah untuk memperolah ruko di pasar tersebut.
Untuk memuluskan rencana itu. saat ini sudah terdapat sejumlah perusahaan swasta yang bersedia membiayai pembangunan pasar di bekas lokalisasi Saritem, Bandung. Meski demikian, Ridwan Kamil mengaku belum dapat memastikan biaya pembangunan pasar tersebut.
Sebab, hingga saat ini rencana proyek tersebut masih dalam kajian. “Saya hanya bisa memastikan dananya B to B (Business to business). Karena Pemkot enggak punya duit,” kata Ridwan Kamil saat ditemui Tempo di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Bandung, Selasa, 26 Mei 2015.
Ridwan Kamil menjelaskan, dia sudah mengantongi sejumlah nama perusahaan yang positif membantu Pemkot Bandung dalam pembangunan pasar. Namun, ia enggan untuk menyebutkan nama perusahaan tersebut.
Selain membuat pasar, Ridwan Kamil berencana mempromosikan pinjaman lunak di sana. Pinjaman yang diberi nama Kredit Melati (Melawan Rentenir) itu bertujuan untuk memudahkan warga yang mulanya bekerja di Saritem, dalam memperoleh modal wirausaha.
Masalahnya, dari ratusan Pekerja Seks Komersial yang ditangkap, kata Ridwan Kamil hanya dua orang yang terbukti warga Bandung. Sebelumnya, pemerintah mendata PSK yang diserahkan ke Dinas Sosial berjumlah 150 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 42 PSK dikirim ke Cirebon dan 20 lainnya ke Sukabumi untuk dilatih keterampilan. Sedangkan sisanya masih ditampung di rumah singgah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, 150 PSK yang terjaring di komplek Saritem seluruhnya sudah diperiksa kesehatan. "Hasil pemeriksaan dari 150 orang, 70 orang sudah pernah kontak diperiksa dan sekitar 90 persen ada infeksi menular seksual," ujar Ahyani.
Menurut Ahyani 80 orang lainnya yang baru diperiksa hasilnya enam orang ditemukan positif HIV penyandang baru, sedangkan dua orang lainnya positif HIV sudah lama dideritanya. "Penyakit lainnya tiga orang terkena sifilis dan sisanya 69 orang ditemukan gejala kesakitan penyakit seksual," ujar Ahyani.
PERSIANA GALIH