TEMPO.CO, Jayapura - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengunjungi Kampung Waru dan Kampung Numfor di Provinsi Papua, Selasa, 26 Mei 2015. Kunjungan Malik itu, salah satunya, untuk melihat kondisi hutan di Papua yang diproyeksikan sebagai paru-paru dunia.
Malik menjelaskan, kedatangannya ke Papua guna melihat kerja sama bidang tata ruang Papua sebagai paru-paru dunia. Ia melihat sistem informasi manajemen tata ruang Provinsi Papua, pelayanan SOP tentang perizinan tata ruang, dan mengamati kampung percontohan untuk pendukung pengurangan emisi karbon.
“Saya sudah pernah bertemu dengan Bapak Gubernur Papua Lukas Enembe saat dia datang ke kantor saya untuk membahas masalah kerja sama Papua dan pemerintah Inggris. Saat itu dia telah menjelaskan program pembangunan Papua kepada saya,” kata Malik.
Rombongan Malik diterima Asisten I Bidang Pemerintahan Doren Wakerkwa, Kepala Bappeda Muhamad Musaad, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Papua Noak Kapisa. "Kami minta maaf, Gubernur Lukas Enembe, Wakil Gubernur Klemen Tinal, serta Sekda Heri Dosinain tak berada di tempat, karena sedang melaksanakan tugas di luar Papua," kata Doren memberi alasan.
Dalam pertemuan itu, Doren menjelaskan hutan Papua sudah 99 persen telah disumbangkan menjadi paru-paru dunia. "Kami pemerintah daerah Papua sangat konsisten dalam menjaga hutan Papua ke depan," katanya.
Doren juga menjelaskan jika Provinsi Papua saat ini menghadapi banyak masalah dalam bidang pembangunan, baik di bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan. "Sehingga Gubernur Papua memfokuskan program pembangunannya pada empat sektor itu," katanya.
Selain itu, Doren juga mengeluhkan minimnya pendapatan daerah dari perusahaan pertambangan PT Freeport Indonesia yang hanya Rp 200 miliar per tahun. "Kami harapkan pemerintah Amerika, Inggris, dan Jerman ikut mendorong Freeport agar lebih memperhatikan pembangunan dan masyarakat Papua yang masih berada dalam kemiskinan," katanya.
CUNDING LEVI