Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perusahaan Sawit Duduki Tanah Adat Dayak Modang  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Perkebunan kelapa sawit dan permukiman terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Hasil penelitian terbaru Walhi menunjukkan lahan gambut seluas 914.067 hektare hilang dalam tiga tahun selama kebijakan moratorium kehutanan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro
Perkebunan kelapa sawit dan permukiman terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Hasil penelitian terbaru Walhi menunjukkan lahan gambut seluas 914.067 hektare hilang dalam tiga tahun selama kebijakan moratorium kehutanan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro
Iklan

TEMPO.COBalikpapan - Dua perusahaan kelapa sawit diduga menduduki tanah adat Dayak Modang di Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan sawit tersebut adalah PT Subur Abadi Wana Agung dan PT Hamparan Perkasa Mandiri yang menguasai 4.000 hektare tanah adat menjadi area perkebunan kelapa sawit yang kini siap panen.

“Sudah menjadi area perkebunan kepala sawit siap panen saat ini,” kata tokoh adat Dayak Modang, Benekditus, Selasa, 26 Mei 2015.

Benekditus mengatakan perusahaan sawit ini beroperasi di tanah adat Dayak Modang sejak 2006. Izin konsesi perkebunan kelapa sawitnya menerabas kawasan hutan adat Dayak Modang seluas 11 ribu hektare sesuai rekomendasi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. “Hutan adat ini sudah mendapatkan izin Menteri Kehutanan dengan luasan 850 hektare pada 2014 lalu,” dia memaparkan.

Hadirnya dua perusahaan itu disebut warga Dayak Modang sebagai cikal bakal kerusakan lingkungan hutan adat Dayak Modang. Perusahaan sawit ini menebang pohon ulin, bengkirai, rambutan, durian, hingga membunuh hewan primata orang utan. “Hutan adat ini adalah tempat kami mencari nafkah sehari-hari. Sekarang semua sudah rusak,” ujarnya.

Kepala adat Dayak Modang, Daud Lewing, menambahkan, kerusakan alam ini berimbas buruk pada kualitas air Sungai Kalinjau. Padahal sungai yang bermuara dengan Sungai Mahakam ini menjadi satu-satunya sumber air minum bagi 256 kepala keluarga Dayak Modang. “Dulu air minumnya jernih sekali, bisa langsung diminum. Sekarang warnanya menjadi cokelat sehingga kami takut mengkonsumsinya,” tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Daud menuntut dua perusahaan sawit ini berhenti beroperasi serta mengembalikan keasrian alam tanah adatnya. Kedua perusahaan tersebut juga dianggap melanggar ketentuan tanah adat Dayak Modang, yakni Nyemuah (mencuri) dan Jimje (merusak lingkungan). Mereka yang melanggar harus membayar denda Rp 15 miliar. “Itu aturan kami dalam pelanggaran denda adat,” ucapnya.

Warga adat pun kecewa saat kedua perusahaan ini terkesan mengabaikan tuntutan mereka. Perusahaan malah berencana mengembangkan sayapnya dengan membuka area perkebunan baru seluas 11 ribu hektare yang berlokasi di hutan desa Dayak Modang. 

Warga Dayak Modang sudah berulang kali melakukan demo serta menduduki area perkebunan perusahaan ini. Mereka juga meminta perlindungan hukum dari pemerintah daerah, Polres Kutai Timur, dan Polda Kalimantan Timur. “Tapi semuanya seperti membela kepentingan perusahaan. Polda Kaltim malah menolak laporan penyerobotan lahan adat yang dilakukan dua perusahaan ini,” Daud menjelaskan. 

S.G. WIBISONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembangunan Jembatan Mahakam IV Dikebut Agar Rampung Tahun Ini

28 Agustus 2018

Ilustrasi pembangunan jembatan. dok.TEMPO
Pembangunan Jembatan Mahakam IV Dikebut Agar Rampung Tahun Ini

Pembangunan Jembatan Mahakam IV terus dikebut pengerjaannya dan diyakini bakal rampung tahun ini.


Kaltim Siap Tambah Populasi Sapi, Targetkan 2 Juta Ekor

20 Juli 2018

Ilustrasi sapi. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Kaltim Siap Tambah Populasi Sapi, Targetkan 2 Juta Ekor

Kalimantan Timur memiliki program populasi dua juta sapi yang masuk prioritas pembangunan daerah.


Pemprov Kalimantan Timur Resmikan Upah Minimum 2018 Rp 2,54 Juta

31 Oktober 2017

Penyerahan simbolik buku dari Total, diwakili Agus Suprijanto, Vice President Total E&P Indonesie, kepada Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak. Foto: Mardiyah
Pemprov Kalimantan Timur Resmikan Upah Minimum 2018 Rp 2,54 Juta

Gubernur meyakini seluruh pengusaha akan menerima UMP Kaltim 2018 dan berharap tidak ada yang melanggar putusan itu.


Buku Ekspedisi Kudungga Mengungkap Kekayaan Bumi Kutai

25 Agustus 2017

Agus Suprijanto, Vice President Total E&P Indonesie. Foto: Mardiyah
Buku Ekspedisi Kudungga Mengungkap Kekayaan Bumi Kutai

''Buku Ekspedisi Kudungga adalah bukti betapa kaya bumi Kutai, baik alam, budaya, maupun sejarahnya,'' kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek.


Besok Bertemu Jokowi, Gubernur Faroek Tawarkan Teluk Balikpapan  

12 Juli 2017

Gubernur Kalimantan Timur, Awang faroek Ishak. TEMPO/Firman Hidayat
Besok Bertemu Jokowi, Gubernur Faroek Tawarkan Teluk Balikpapan  

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek akan memaparkan langsung ke Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja ihwal tawaran pemindahan ibu kota ke Teluk Balikpapan.


Pemindahan Ibu Kota, Kenapa Gubernur Ini Yakin Kaltim Lebih Siap?

12 Juli 2017

Awang Faroek Ishak. TEMPO/Zulkarnain
Pemindahan Ibu Kota, Kenapa Gubernur Ini Yakin Kaltim Lebih Siap?

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyambut wacana pemindahan Ibu Kota RI ke Pulau Kalimantan, bahkan Provinsi Kalimantan Timur lebih siap.


Proyek Kereta Api di Kaltim, Investor Rusia Siapkan Rp 48 Triliun

12 Juli 2017

Ilustrasi penggantian/perawatan rel kereta. ANTARA/Prasetia Fauzani
Proyek Kereta Api di Kaltim, Investor Rusia Siapkan Rp 48 Triliun

Pembangunan rel kereta api batu bara di Kalimantan Timur akan dikerjangan sepanjang 570 kilometer.


Waspada Teroris, Gubernur Kaltim: Marawi - Maratu Cuma 3,5 Jam

6 Juni 2017

Anggota tentara menggendong seorang anak yang baru saja diselamatkan dari rumahnya, saat konflik antara tentara Filipina melawan kelompok Maute di Marawi, Filipina, 31 Mei 2017. REUTERS
Waspada Teroris, Gubernur Kaltim: Marawi - Maratu Cuma 3,5 Jam

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak memastikan provinsinya turut mewaspadai masuknya teroris pelarian dari Marawi, Filipina ke Indonesia.


Perdagangan Kalimantan Timur Surplus US Dolar 3,67 Miliar

9 Mei 2017

TEMPO/Aditia Noviansyah
Perdagangan Kalimantan Timur Surplus US Dolar 3,67 Miliar

Neraca perdagangan luar negeri di Provinsi Kalimantan Timur
periode Januari - Maret 2017 mengalami keuntungan (surplus)
sebesar Rp 47,82 triliun.


Hari Bumi, Aktivis Tagih Janji Gubernur Kaltim Cabut Izin Tambang

22 April 2017

AP/Hasan Jamali
Hari Bumi, Aktivis Tagih Janji Gubernur Kaltim Cabut Izin Tambang

Puluhan aktivis merayakan Hari Bumi dengan aksi demo tagih janji Gubernur Kaltim Awang Faroek mencabut 800 Izin Usaha Pertambangan (IUP) bermasalah.