TEMPO.CO , Bandung: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta warga Bandung tak resah terkait kembali maraknya kegiatan prostitusi di Saritem, Bandung. Ridwan Kamil mengaku kasus prostitusi sulit untuk ditindak.
"Kalau kami tindak, suatu hari pasti marak lagi. Ini masalah klasik," ujar Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil, saat ditemui setelah rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Bandung, Senin, 25 Mei 2015.
Maka itu, Ridwan Kamil melakukan sejumlah tindakan di antaranya pembentukan Satgas, penelusuran dokumen bangunan yang kerap dijadikan lokasi prostitusi, dan berencana menghukum pria hidung belang.
Pada Rabu, 20 Mei 2015 lalu, kepolisian kembali menertibkan kawasan prostitusi Saritem. Sebelumnya, aparat pernah memberantas pelacuran di sana pada 2007 dan 2012. Bahkan, pada 2007 pemerintah menetapkan setiap kegiatan prostitusi di kawasan tersebut dipastikan ilegal.
Menurut pantauan Tempo, kawasan tersebut saat ini cukup mencekam. Kawasan Saritem yang memiliki banyak gang itu kini ramai oleh pria berbadan kekar. Para pria bertampang seram itu berjaga di sekitar rumah bordil di sana.
Tempo mencoba memasuki salah satu gang di sana, dengan nama Gang Aman. Di sana terdapat jejeran rumah dengan pintu dan jendela yang tertutup rapat. Tak ada keramaian apapun yang terjadi setelah razia pada Rabu pekan lalu.
Para pria berbadan kekar itu memperhatikan setiap warga yang melintas. Bahkan, mereka sesekali menghentikan kendaraan warga dan bertanya tujuan kedatangannya. Saat kendaraan Tempo dihentikan, mereka meminta agar Tempo segera pergi dari kawasan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah mendata PSK yang diserahkan ke Dinas Sosial hasil dari tangkapan polisi berjumlah 150 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 42 PSK dikirim ke Cirebon dan 20 lainnya ke Sukabumi untuk dilatih keterampilan. Sedangkan sisanya masih ditampung di rumah singgah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, 150 PSK yang terjaring di komplek Saritem seluruhnya sudah diperiksa kesehatan. "Hasil pemeriksaan dari 150 orang, 70 orang sudah pernah kontak diperiksa dan sekitar 90 persen ada infeksi menular seksual," ujar Ahyani.
PERSIANA GALIH