TEMPO.CO, Lumajang - Gara-gara batu akik sudah sepekan ini sekitar 50 warga Desa Sukosari, Kecamatan Jatiroto, Jawa Timur, "menduduki" lahan milik PT Perkebunan Nusantara XI. Mereka membongkar tanah di sisi rel kereta lori yang berada di pinggir jalan nasional Lumajang-Jember.
"Mencari batu akik Bulu Macan," kata Sanen, warga Kecamatan Randuagung kepada, Senin, 25 Mei 2015, di lokasi. Sanen sejak beberapa terakhir ini setiap harinya melakukan pengerukan dan penggalian di lahan yang sebelumnya ditanami pohon pisang.
Sanen mengatakan warga mencari akik jenis bulu macan sejak sekitar setahun terakhir. Awalnya mereka mencari disungai namun karena sudah habis perburuaan bergeser ke lahan milik negara yang tak jauh dari tempaat semula.
Sanen mengatakan bahan mentah akik bulu macan berdiameter 6 centimeter harganya mencapi Rp 15 juta. Tak heran banyak warga yang menggeruduk lokasi tersebut.
Bulu Macan, kata Rido, salah seorang pedagang akik di Lumajang, adalah primadona. "Apalagi akik bulu macan Sukosari, ini paling banyak dicari," katanya.
Pamor Bulu Macan semakin naik karena Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengenakannya. Sesuai namanya, motif yang ada di batu akik ini memang seperti bulu macan bermotif cokelat dan hitam.
Kepala Kepolisian Sektor Jatiroto Ajun Komisaris Toha meski kawasan tersebut merupakan area terbatas belum ada laporan dari PTPNN XI. "Warga tidak peduli meski sudah dilarang," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA