TEMPO.CO , Bandung: Bendera Merah Putih pun berkibar sambil diiringi getar suara angklung di puncak gunung tertinggi di benua Afrika, Kilimanjaro. Tim pendaki mahasiswi Bandung menancapkan bendera Merah Putih dan memainkan angklung saat berhasil sampai di Puncak Uhuru, Gunung Kilimanjaro, Tanzania, Ahad, 24 Mei 2015.
Tim Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Parahyangan (Mahitala Unpar) Bandung itu tiba di puncak pada pukul 07.30 waktu setempat. Namun, ketiga pendaki itu, yang diketuai Fransiska Dmitri Inkiriwang, 21 tahun, Mathilda Dwi Lestari (21), dan Dian Indah Carolina (19), hanya sekitar 30 menit berada di salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia tersebut.
“Saat mencapai puncak, cuaca berkabut sehingga tim memutuskan untuk segera turun pada pukul 08.00,” kata anggota tim publikasi ekspedisi itu, Alfons Yoshio, Ahad, 24 Mei 2015. Ia meralat informasi sebelumnya yang menyebutkan pendakian ke puncak akan berlangsung Senin, 25 Mei 2015.
Menurut Alfons, pendakian ke puncak itu dimulai selepas tengah malam. Tim berangkat pukul 00.25 dari tempat berkemah di Barafu Hut dan harus menempuh perjalanan selama tujuh jam. Mereka terhibur bisa melihat matahari terbit saat cuaca cerah di Stella's poin.
Gunung Kilimanjaro setinggi 5.895 meter di atas permukaan laut (mdpl) , kata Alfons, punya tiga puncak, yakni Kibo yang tertinggi, Mawenzi, dan Shira. Gunungnya unik karena punya lima zona iklim berbeda, seperti bersemak dan berhutan tropis, ada gurunnya juga, dan diselimuti es pada puncaknya.
Selesai pendakian puncak ketiga dari tujuh gunung tertinggi di dunia itu, tim akan turun kembali ke Arusha, Tanzania. Pada 28 Mei mereka dijadwalkan kembali ke Indonesia. Sebelumnya mereka telah berhasil menaklukan puncak Elbrus di Rusia, dan Carstensz Pyramid di Papua. Sebanyak empat gunung tertinggi lainnya, seperti Himalaya di Nepal, rencananya akan didaki pada 2016.
ANWAR SISWADI