TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo sedianya akan mengukuhkan Presiden keempat BJ Habibie sebagai pendiri Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Namun, Jokowi membatalkannya setengah jam sebelum acara dimulai.
"Saya mau minta maaf bahwa presiden yang mau mengumumkan harus membatalkan tiba-tiba karena saya tidak tahu kenapa. Tapi, itu urusan dia, ini adalah takdir dari seorang presiden," kata BJ. Habibie di kediamannya, Ahad, 24 Mei 2015.
Habibie mengatakan meskipun Jokowi batal datang, acara bukan berarti batal. Habibie malah bergurau mengatakan ilmuwan sudah biasa menghadapi ketidakpastian. "Kita biasa hadapi yang tidak terprediksi menjadi lebih terprediksi, untuk mental kita," ujar Habibie.
Jokowi mengutus Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan untuk menggantikannya. Namun, Anies masih berada di acara lain sehingga ia terlambat datang. Acara tetap dimulai tanpa menunggu Anies datang.
AIPI didirikan pada 1990 di bawah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1990 tentang AIPI. Akademi ini dibentuk sebagai bahan independen untuk memberikan pendapat, saran, dan nasihat kepada pemerintah dan masyarakat serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Dalam acara tersebut, juga dikukuhkan sepuluh orang AIPI Jubilee Member, yakni Hendra Gunawan, Muladno, Djoko Tjahjono Iskandar, Endang Sukara, Armida Alisjahbana, Dewi Fortuna Anwar, Ramlan Surbakti, dan Yudi Latif.
Menteri Anies dalam sambutannya mengaku sangat terbantu dengan keberadaan AIPI. Menurut Anies, hasil kajian kurikulum yang dilakukan AIPI menjadi acuan evaluasi kurikukum lembaganya. Anies berharap lebih banyak generasi muda bisa tergabung dalam AIPI. "Meskipun sulit masuknya karena ada UU, namun saya yakin banyak generasi mjda yang pantas jadi anggota," kata Anies.
TIKA PRIMANDARI