TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Perum Bulog Divre Jawa Timur Witono menjamin beras Bulog untuk warga miskin (raskin) tak terkontaminasi beras plastik yang meresahkan masyarakat. Dari investigasinya di semua pasar di 38 daerah di Jawa Timur, tidak ditemukan adanya beras “palsu” yang diimpor dari Cina itu.
“Untuk beras plastik di Jawa Timur, belum ada (penemuan). Kami mengimbau masyarakat tidak panik dan tetap waspada,” kata Witono di kantornya, Kamis, 21 Mei 2015.
Investigasi dilakukan bersama Dinas Perdagangan Jawa Timur. Hasilnya, 42 ribu ton beras raskin pada bulan ini dijamin tidak tercampur dengan beras dari bahan nonpadi dan diramu menggunakan resin--bahan pembuat plastik--itu.
Witoyo menjelaskan bahwa beras raskin tersebut rencananya akan didistribusikan ke 8.200 titik di semua desa di Jawa Timur. Semua beras Bulog diperoleh dari petani langsung di lapangan. “Melalui survei, dijamin tidak ada terkontaminasi plastik,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Ekoputro, yang ditemui terpisah, menuturkan pihaknya bersama Dinas Perdagangan serta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan juga tidak menemukan indikasi adanya beras plastik di wilayahnya. Beras yang diperiksa di laboratorium tidak mengandung unsur plastik atau bahan berbahaya lain.
Dia membagi tip untuk mengenali beras plastik, yakni dengan menyetrika beras. “Setelah saya setrika, tidak lengket, tapi jadi beras brondong,” ujarnya.
Dia pun meminta masyarakat lebih peka terhadap tanda-tanda beras plastik. Di antaranya beras terlihat bening dan putih, karena memang bahannya berasal dari campuran ubi, kentang, dan plastik. “Kalau dimasak, justru (berasnya) menggerombol dan lengket,” kata Wibowo.
AVIT HIDAYAT