TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara membenarkan bahwa puluhan mahasiswa di Bandung mengalami keracunan makanan. Menurut dia, dinasnya sudah menurunkan tim untuk meneliti makanan yang dikonsumsi para mahasiswa.
"Kami sudah kirim sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Jawa Barat. Saat ini tim tengah mencari data pendukung," ujar Ahyani saat dihubungi Tempo, Kamis, 21 Mei 2015. Selain sisa makanan, Dinas Kesehatan mengambil sampel muntahan para korban.
Hasil penelitian laboratorium akan keluar sekitar tiga hari sampai sepekan ke depan. Menurut data yang dihimpun Dinas Kesehatan, hingga saat ini terdapat 50 mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP Bandung) yang keracunan.
"Sebagian masih dirawat di Rumah Sakit Advent, sebagian lagi sudah dipulangkan," kata Ahyani. Di Rumah Sakit Advent, kata Ahyani, ke-50 mahasiswa itu diberikan cairan pengganti setelah muntah-muntah.
Ahyani menjelaskan keracunan itu terjadi setelah ke-50 mahasiswa STP Bandung mengkonsumsi nasi uduk yang dimasak penjual makanan di kantin kampus tersebut. Mereka merupakan panitia pelaksana wisuda angkatan 2010 STP Bandung. Para korban mengkonsumsi nasi uduk beracun itu pagi hari kemarin. Mereka keracunan dan dibawa ke rumah sakit siang harinya.
Dia mengimbau mahasiswa agar tak memilih makanan dari harga yang ditawarkan. Mahasiswa, kata dia, sebaiknya mempertimbangkan kebersihan pedagang dan kemasan yang diberikan. "Standar makanan layak dan sehat itu, styrofoam tak boleh menyentuh makanan. Sebenarnya sudah ada tata cara penyedia makanan sehat," tuturnya.
Sebelumnya, salah satu orang tua korban, Dodi Permana, mengatakan putrinya keracunan setelah mengkonsumsi nasi uduk yang disediakan kampus tersebut. "Sekitar 70 teman-temannya juga keracunan. Bahkan sampai ada yang diinfus," ucap Dodi.
Mengetahui anaknya keracunan, Dodi segera menghubungi sekolah pariwisata itu untuk mencari penyebabnya. Menurut dosen STP Bandung, keracunan itu diduga karena mengkonsumsi beras plastik.
Putri Dodi mengatakan insiden keracunan terjadi saat wisuda angkatan 2010. Saat itu, ia bersama puluhan mahasiswa lain yang menjadi panitia wisuda ikut menyantap nasi uduk yang disediakan pihak kampus melalui katering.
Saat ini putri Dodi sudah dipulangkan dari rumah sakit. Namun Dodi cemas keracunan yang dialami putrinya menimbulkan dampak berkepanjangan.
PERSIANA GALIH