TEMPO.CO, Bandung - Kepala Hubungan Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) Irma Citra Resmi menampik 70 orang mahasiswanya yang keracunan makanan. Menurut Irma, mahasiswanya yang keracunan hanya tiga orang saja.
"Cuma tiga orang saja. Dua mahasiswa keracunan, satu lagi memang sedang tak enak badan," ujar Irma, saat ditemui Tempo di kampus STP Bandung, Jalan Setiabudhi, Bandung, Rabu, 21 Mei 2015. Ketiga mahasiswa tersebut segera dilarikan ke Rumah Sakit Advent, Jalan Cihampelas, Bandung.
Awalnya, menurut Irma, 70 mahasiswanya tergabung dalam panitia wisuda angkatan 2010. Wisuda yang diadakan 20 Mei 2015 itu membuat panitia mesti berkumpul di kampus tersebut pagi hari. Sebelum beraktivitas, mereka mengkonsumsi paket nasi uduk yang disediakan untuk panitia.
Irma menjelaskan, penyebab keracunan itu terdapat dalam salah satu makanan pada paket nasi uduk. STP Bandung menduga keracunan itu disebabkan styrofoam yang menjadi bungkus nasi uduk tersebut. "Karena kami punya jurusan memasak, jadi kami tahu prosedur apa yang harus dilakukan pada orang keracunan makanan," kata dia.
Selain menggotong mahasiswanya menuju RS Advent, mereka segera membawa sampel makanan pada Dinas Kesehatan Kota Bandung. Tujuannya, untuk meyakini dugaan mereka. Hingga saat ini, kata Irma, Dinas Kesehatan belum memberikan informasi apa pun.
Sebelumnya, salah satu orang tua korban, Dodi Permana, mengatakan putrinya keracunan setelah mengkonsumsi nasi uduk yang disediakan kampus tersebut. "Sekitar 70 teman-temannya juga keracunan. Bahkan sampai ada yang diinfus," kata Dodi.
Mendengar anaknya keracunan, Dodi segera menghubungi sekolah pariwisata itu untuk mencari penyebabnya. Menurut dosen STP Bandung, keracunan itu diduga karena mengkonsumsi beras plastik.
Putri Dodi mengatakan, insiden keracunan terjadi saat acara wisuda angkatan 2010. Saat itu, ia bersama puluhan mahasiswa lain yang menjadi panitia wisuda ikut menyantap makanan yang telah disediakan dari pihak kampus melalui katering, berupa nasi uduk.
Saat ini putri Dodi sudah dipulangkan dari rumah sakit. Namun, Dodi cemas keracunan yang dialami putrinya menimbulkan dampak berkepanjangan.
PERSIANA GALIH