TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia, Ahmad Khairudin Syam, mengatakan akan tetap menginap di depan Istana Negara jika tuntutannya tak ditanggapi oleh pihak Istana Kepresidenan. "Asalkan gak dibubarkan oleh pihak keamanan kami akan bermalam di depan Istana," ujarnya di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Mei 2015.
Khairudin menjelaskan, paling tidak pihak istana, entah Presiden Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan bisa menemui perwakilan mahasiswa. "Harapan kami bisa ditemui oleh Luhut, karena Jokowi dan Pratikno sedang ada di luar kota," ia menuturkan.
Khairudin menjelaskan ada dua tuntutan yang ingin disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. Tuntutan pertama mengembalikan subsidi bahan bakar minyak. Sedangkan tuntutan kedua adalah menasionalisasi Blok Mahakam dan PT Freeport Indonesia.
Menurut pantauan Tempo, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas tampak menggunakan jas almamater masing-masing kampusnya. Beberapa orang terlihat menggunakan ikat kepala putih. Mereka tampak membentangkan spanduk dengan tulisan yang mengkritik kebijakan Jokowi ihwal penetapan harga BBM.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengerahkan 7.610 personel dari polisi, TNI, dan pemerintah DKI untuk mengamankan demonstrasi besar-besaran yang akan digelar oleh berbagai kelompok mahasiswa. Berdasarkan laporan yang diterima polisi, sebanyak 107 elemen mahasiswa bakal menggelar unjuk rasa.
GANGSAR PARIKESIT