TEMPO.CO , Bandung: Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi ingin secepatnya membayar ganti rugi warga terdampak waduk Jatigede, Sumedang. “Target kami sebelum Lebaran sudah ada pembayaran, biar mereka bisa Lebaran,” kata dia di Bandung, Rabu, 20 Mei 2015.
Mudjiadi mengatakan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengirim surat usulan penetapan harga ganti rugi warga terdampak itu pada Menteri Keuangan untuk mendapatkan penetapan.
Setelah ditetapkan Menteri Keuangan, bakal diproses administrasi selanjutnya. Dana ganti rugi itu sudah tercantum dalam APBN. “Duitnya sudah aman, hanya administrasi saja,” kata dia.
Ada dua kelompok masyarakat. Kelompok pertama yang masih mengacu proses ganti rugi dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tahun 1975 mendapat Rp 122 juta per keluarga, di luar kelompok itu mendapat Rp 29 juta per keluarga. Anggarannya naik dari Rp 692 miliar, menjadi Rp 740 miliar.
Menurut Mudjiadi, jadwal penggenangan yang direncanakan Juli 2015, kemungkinan besar molor. Sosialisasi misalnya, seharusnya sudah digeber sejak Januari 2015, tapi molor karena terganjal DIPA anggarannya. “Sehingga kita molor tiga bulannan, mudah-mudahan penggenangan tidak terlalu lama, semakin cepat makin baik,” kata dia.
Mudjiadi mengatakan, belum ada pembahasan soal perubahan jadwal penggenangan. Dia berharap, sebelum akhir tahun, sudah bisa dimulai penggenangan yang diperkirakan memakan waktu setahun untuk memenuhi waduk Jatigede. “Kalau sampai penuh butuh waktu hampir setahunan, kan volumenya 700 juta meter kubik,” kata dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Diden Trisnadi mengatakan, waduk Jatigede dibutuhkan untuk memenuhi target pemerintah yang dibebankan pada Jawa Barat untuk menaikkan produksi padi sampai 13 juta ton gabah kering giling pada 2017. “Perkiraan angka ramalan tetap produksi 2014 di kisaran 11,6 juta gabah kering giling,” kata dia di Bandung, Rabu, 20 Mei 2015.
Diden mengatakan, waduk Jatigede misalnya diproyeksikan bisa mendongkrak produksi padi Jawa Barat hingga 30 persen. Sedikitnya 30 ribu hektare sawah yang tersebar di Indramayu, Cirebon, serta Majalengka yang bisa mendapat tambahan pengairan. Produktivitas yang tadinya 1,7 kali, katanya, bisa dinaikan sampai 2 kali, menambah luasan tanam.
AHMAD FIKRI