TEMPO.CO, Banyuwangi – Tak hanya ibu-ibu hamil yang terpaksa naik truk saat akan melahirkan. Anak-anak di Kampung Bongkoran, Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, juga jarang didatangi petugas kesehatan. “Posyandu hanya ada dua kali dalam setahun,” kata Ketua Organisasi Petani Perempuan di Kampung Bongkoran, Nur Kholisah, Rabu 20 Mei 2015.
Nur Kholisah, bercerita, petugas kesehatan enggan memasuki kampung mereka dengan alasan jalan yang susah. Padahal jalan masuk ke kampung itu hanya sejauh 5 kilometer. Tapi cuma jalan setapak, belum beraspal. Saat hujan, jalan akan berlumpur dan licin. “Banyak warga yang jatuh saat naik sepeda motor,” katanya.
Karena jarang didatangi petugas kesehatan, akhirnya warga yang terpaksa ke posyandu di luar kampung untuk vaksinasi atau saat anak sakit saja. Akibatnya, tumbuh kembang anak-anak di Bongkoran tak terpantau. Bahkan dua bayi akhirnya meninggal karena mengalami gizi buruk.
Nur Kholisah berharap agar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendirikan puskesmas pembantu tetap di kampungnya. Sebab ada 150 perempuan dan 40 balita yang hidup di kampung tersebut. “Agar kami bisa mendapatkan layanan kesehatan secara rutin,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, ibu-ibu hamil di Kampung Bongkoran terpaksa diangkut truk saat akan melahirkan ke puskesmas dan rumah sakit. Warga menyewa truk dengan biaya Rp 200 ribu. Ada delapan unit truk milik warga, yang sehari-harinya dipakai untuk mengangkut hasil panen seperti jagung dan cabe. Saat hujan, waktu tempuh truk hingga sampai puskesmas terdekat bisa dua jam. Akibatnya, ada beberapa ibu yang akhirnya melahirkan di atas bak truk.
IKA NINGTYAS