TEMPO.CO, Surabaya - Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Jawa Timur berjanji tak akan melakukan unjuk rasa pada hari ini, Rabu, 20 Mei 2015. Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Timur Soekarwo setelah pada Selasa malam, 19 Mei 2015, mengaku telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan BEM.
“Mereka sudah janji ndak akan demonstrasi hari ini. Besok pun katanya sedikit,” kata Soekarwo seusai memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Baca Juga:
Menurut Soekarwo, dalam pertemuan itu, mahasiswa ingin menyampaikan sepuluh poin tuntutan kepada Presiden Joko Widodo. Bila besok, Kamis, 21 Mei 2015, mereka tidak bisa bertemu Presiden, poin-poin tuntutan tersebut akan dititipkan kepada Soekarwo.
“Ya, saya jawab, kalau menitipkan ke saya kan nanti saya menyerahkannya enggak enak,” ujarnya. Ia pun menyarankan agar mahasiswa menyerahkan sendiri tuntutan tersebut melalui staf khusus kepresidenan.
Sepuluh poin tersebut pada intinya memuat tuntutan agar pemerintahan Jokowi lebih peduli kepada rakyat kecil, terutama menyangkut subsidi bagi masyarakat tak mampu. Soekarwo menilai, setelah pertemuan dengan perwakilan BEM semalam, ia melihat dunia mahasiswa makin dinamis.
Mahasiswa, ujar Soekarwo, membeberkan kekhawatiran tentang pemerintahan Jokowi yang lebih kapitalis daripada negara paling kapitalis, yaitu Amerika Serikat. “Di sana teori kapitalisme katanya sudah direvisi. Masak, Indonesia lebih kapitalis,” tutur Soekarwo menirukan mahasiswa.
Meski tak ada unjuk rasa, personel kepolisian tetap berjaga-jaga di depan Gedung Grahadi. Hingga Rabu tengah hari, lalu lintas di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, terpantau lancar.
ARTIKA RACHMI FARMITA