TEMPO.CO , Nganjuk:Ini adalah sisi lain dari kisah seorang remaja putri berinisial BL, berusia 15 tahun, yang disangka telah menjual teman sebayanya ke pria hidung belang. Pengakuan BL masih duduk di bangku madrasah telah memicu reaksi dari sejumlah sekolah di Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur.
"Tidak ada yang namanya BL di sini," kata Nurul, guru bimbingan konseling kelas VIII MTs Negeri Tanjunganom, Selasa 19 Mei 2015. Nurul mengaku sangat mengenal dan hafal satu per satu muridnya. Bahkan siswa yang sudah lulus pun dia bisa mengingat secara persis.
Untuk membuktikan bantahan itu, Wakil Kepala Sekolah, Ulul, turut menyodorkan buku induk siswa kelas VIII sesuai pengakuan BL kepada polisi. Dalam buku besar tersebut memang tak ditemukan nama BL baik nama panggilan maupun nama lengkap.
Ulul hanya mengatakan hanya ada satu nama siswa bernisial DL, kelas IX yang pernah mendapat teguran dari sekolah lantaran berjoget dangdut dalam kegiatan jalan bersama. “Joget dangdut saja kami panggil, apalagi sampai berbuat asusila pasti terpantau sejak lama,” katanya.
Bantahan yang sama disampaikan Madrasah Pesantren Sabilil Mustakim (PSM) Tanjunganom yang menyatakan tak pernah memiliki murid bernama BL. Bahkan siswa perempuan yang saat ini duduk di bangku kelas VIII hanya satu anak bernama lain. “Anak itu masih sekolah, tidak ditahan polisi,” kata satu gurunya.
Penjelasan dua pengelola madrasah tersebut bertolak belakang dengan pengakuan BL yang mengaku masih duduk di bangku kelas VIII madrasah di Kecamatan Tanjunganom. Hanya saja dia mengatakan sudah hampir dua bulan tidak masuk sekolah meski belum secara resmi dikeluarkan dari sekolahnya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Nganjuk menyatakan jumlah pria hidung belang yang telah berhubungan intim dengan TS, 14 tahun, sebanyak lima orang. “Seluruhnya dilakukan di bawah pengaruh minuman keras,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Nganjuk Ajun Komisaris Hendra Krisnawan, Selasa 19 Mei 2015.
Dari persetubuhan tersebut, BL mendapatkan uang sebesar Rp 30 ribu dan sebuah telepon genggam. BL menerimanya dari AN, teman lelakinya, karena telah memperkenalkan TS.
Menurut Hendra, AN awalnya mengajak BL berhubungan intim. Namun BL menolak dan menawarkan TS temannya sendiri. Hingga akhirnya TS terjebak dalam hubungan seksual dengan empat laki-laki dewasa lainnya yang merupakan teman AN.
HARI TRI WASONO