TEMPO.CO, Sleman - Pendaki yang jatuh di kawah Merapi, Erri Yunanto, sudah sering naik gunung. Hobi mendaki itu diyakini sejak masih duduk di bangku SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
"Suka naik gunung sejak SMA, sampai kuliah masih dilakoni berkali-kali," kata ayah Erri, Bernard Nuryanto, Selasa, 19 Mei 2015.
Gunung yang sudah didaki oleh mahasiswa 21 tahun itu antara lain Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, serta Gunung Rinjani. Sebelum mendaki Merapi, Jumat 15 Mei lalu, ia izin ke orang tuanya.
Sebenarnya, Nuryanto tidak mengizinkan Erri, mahasiswa Universitas Ama Jaya itu naik ke Merapi. Tetapi Erri ngotot pergi karena sudah ditunggu teman-temannya.
Sayangnya, saat mendaki Merapi, Erri dan temannya tidak mengindahkan larangan mendaki hingga puncak. Para pendaki hanya direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta sampai pos Pasar Bubrah.
Saat turun dari bekas reruntuhan Puncak Garuda, tanah yang dipijaknya ambles hingga ia jatuh ke dalam kawah. Tim SAR mengevakuasi jasadnya dari kedalaman 200 meter.
Jenazah sudah tiba di rumah duka pada Selasa malam, 19 Mei 2015. Setelah disalatkan, korban langsung dikebumikan di pemakaman umum dekat rumahnya di Dusun Biru, Trihanggo, Gamping, Sleman.
"Jenazah langsung dikuburkan," kata Sentot Heryawan, teman ayah korban.
MUH. SYAIFULLAH