TEMPO.CO, Bandung - Usia tak menghalangi Meti, 59 tahun, untuk mengejar ijazah setingkat sekolah dasar. Meski sudah nenek-nenek, Meti tetap bersemangat mengerjakan soal ujian kejar paket A yang setara dengan tingkat sekolah dasar.
Perempuan asal Sukabumi ini mengaku awalnya malu ikut ujian sekolah. "Awalnya saya malu mau ikut ujian, tapi saya punya kursus menjahit sehingga dituntut harus punya ijazah. Akhirnya saya mau juga ikut ujian persamaan ini," kata Meti, di Bandung, Selasa, 19 Mei 2015.
Menurut Didi, ketua panitia penyelenggara ujian kesetaraan SDN Patrakomala, Bandung, selain Meti, ada 127 peserta lainnya yang mengikuti ujian kesetaraan. Pada hari pertama jumlah peserta ujian lebih banyak yaitu 152 orang. "Sebanyak 25 orang yang semuanya laki-laki, absen ikut ujian," kata dia.
Ujian kesetaraan berlangsung pula di tujuh pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di Kota Bandung. Banyaknya peminat kejar paket A membuat panitia menampung peserta dari berbagai lembaga di luar Bandung. "Semula hanya ada PKBM di tiga kecamatan, namun sekarang sudah ada tujuh. Peminatnya sangat banyak," kata Didi.
Selain Meti yang sudah berusia lanjut, ada pula ibu rumah tangga yang membawa anaknya ikut dalam ujian kesetaraan. Ruangan yang digunakan terpisah karena dikhawatirkan bakal mengganggu konsentrasi peserta.
"Karena berbagai usia yang ikut, ada yang tertua dan muda. Kalo yang tertua Bu Meti, kalo yang muda itu dari home schooling. Tapi ada juga yang bawa anak karena masih menyusui," ujar Didi.
DWI RENJANI