TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menyentil "hobi" Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membakar kapal asing yang mengambil ikan di perairan Indonesia secara ilegal.
Kepala Kantor Staf Presidenan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pernah berdebat dengan Susi soal pembakaran kapal asing pelaku illegal fishing. “Memang dia (Susi) ingin mengurangi dampak illegal fishing, tapi saya bilang, ‘Kamu jangan terus-terus seperti itu'," ujar Luhut dalam acara dialog di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Senin 18 Mei 2015.
Menurut Luhut, saat itu Susi menjawab: "Itu semua mafia, Bapak." Luhut menyampaikan pembelaan itu seraya menirukan suara berat khas Menteri Susi. Setiap bulan, kata Susi kepada Luhut, sedikitnya duit US$ 60 ribu mengalir ke kantong oknum aparat.
Setelah mendengarkan dan memahami penjalasan Susi, Luhut menyatakan setuju dengan tindakan membakar kapal asing pelaku illegal fishing yang terbilang nekat itu. “Kita beruntung ada backup orang seperti dia (Susi). Kita harus mendukung,” ujar Luhut.
Selain itu, penangkapan ikan secara ilegal oleh kapal asing menghentikan industri pengalengan ikan di Indonesia sejak 2009. “Industri pengalengan itu senilai US$ 10 miliar,” tutur Luhut.
Sejak saat itu, Luhut meminta Susi memperkuat kebijakan-kebijakannya dengan membentuk satuan tugas dan bekerja sama dengan TNI Angkatan laut sebagai task force untuk menangani pencurian ikan.
Luhut meminta masyarakat mengawasi kucuran dana yang diberikan pemerintah sebagai kompensasi pencabutan subsidi bahan bakar minyak di kalangan nelayan. Luhut berharap penyaluran dana program pemerintah itu tak dimanipulasi.
“Dampak kebijakan itu, lingkungan laut bisa jadi bagus. Saya dengar juga nelayan di Manado sekarang mudah menangkap ikan, tidak perlu jauh-jauh. Kini giliran masyarakat ikut mengawasi benar enggak uang program ini turun, tidak ada manipulasi,” ucap Luhut.
ARTIKA RACHMI FARMITA