TEMPO.CO, Denpasar - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Kongres Dunia Kedokteran Militer ke-41 pada hari ini, Senin, 18 Mei 2015. Kongres yang digelar di Nusa Dua, Bali, itu diikuti ratusan peserta dari 114 negara. “Ini memberi kebanggaan tersendiri bagi Bali dan Indonesia,” ujar Kalla.
Menurut Kalla, forum internasional dalam bidang kedokteran militer ini merupakan bukti peran aktif Indonesia, khususnya Kementerian Pertahanan dan TNI, dalam misi kemanusiaan. Kongres ini juga dinilainya menjadi soft power diplomacy dalam mengangkat peran Indonesia di kancah percaturan militer dunia.
“Ini juga merupakan ajang tukar-menukar informasi, teknologi, pengalaman, dan misi-misi kesehatan militer sedunia, baik dalam operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP), di tengah perubahan-perubahan jenis konflik dan perkembangan teknologi yang terjadi di dunia,” ucapnya.
Kalla berharap kongres tersebut dapat mempererat hubungan persahabatan antarnegara anggota, terutama ketika nantinya terjadi konflik di suatu negara. "Sehingga hubungan persaudaraan dan netralitas dalam memberikan pertolongan dapat terjaga dengan baik," tuturnya.
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu melaporkan bahwa Kongres Dunia Kedokteran Militer ke-41 berlangsung sejak Minggu hingga Jumat, 17-22 Mei 2015. Kongres dihadiri 750 peserta dari 114 negara anggota ICMM dan enam negara observer.
Dia mengatakan tujuan kegiatan ini adalah memupuk kemitraan, inter operabilitas, dan pertukaran pengetahuan ilmu kedokteran militer antarnegara anggota. "Selama berlangsungnya acara dalam empat hari ke depan, akan hadir 145 pembicara internasional dan nasional yang akan memberikan pandangannya sesuai dengan bidang keahliannya," ujarnya.
Selain itu, pada hari yang sama juga dibuka Indonesia International Expo on Military Medicine 2015. Pameran itu diikuti 78 pelaku industri di bidang kedokteran militer, kesehatan, rumah sakit dan lain-lain. Mereka berasal dari Indonesia, Jerman, Inggris, Singapura, Belanda, Belgia, Italia, Polandia, Spanyol, Taiwan, dan Amerika.
ROFIQI HASAN