Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Camat Klaim Tak Kenal Feriyani Lim

image-gnews
Penyanyi Syahrini saat menghadiri resepsi pernikahan Alyssa Soebandono dan Dude Harlino di Jakarta, 22 Maret 2014. Syahrini kedapatan di media sosial Instagram saat berpose bersama tersangka Feriyani Lim. Foto tersebut membuat Syahrini dipanggil ke Mabes Polri. TEMPO/Nurdiansah
Penyanyi Syahrini saat menghadiri resepsi pernikahan Alyssa Soebandono dan Dude Harlino di Jakarta, 22 Maret 2014. Syahrini kedapatan di media sosial Instagram saat berpose bersama tersangka Feriyani Lim. Foto tersebut membuat Syahrini dipanggil ke Mabes Polri. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO , Makassar: Bekas Camat Panakkukang, Imran Samad, mengaku tak pernah mengetahui ada warganya bernama Feriyani Lim. Keberadaan perempuan asal Pontianak itu di dalam kartu keluarga alias KK Abraham Samad, sepengetahuannya tidak benar. Yang ada, Abraham pernah mengurus dokumen itu, tapi untuk keluarganya, bukan orang lain.

"AS pernah dibuatkan Kartu Keluarga, tapi atas namanya bersama keluarga. Saya sama sekali tidak mengetahui kalau dia (Feriyani) pernah datang buat itu. Saya tak kenal dia," kata Imran, seusai mengikuti rekonstruksi kasus dugaan pemalsuan dokumen kependudukan di Kantor Kecamatan Panakkukang, Minggu, 17 Mei 2015.

Imran yang merupakan kakak Abraham menambahkan dirinya tidak mungkin bisa mengenali setiap warganya yang mengurus dokumen kependudukan. Karena itu, pihaknya enggan berspekulasi lebih jauh soal penerbitan KK dan KTP Feriyani. Intinya, Imran menegaskan tak tahu dan tak mengenal sosok perempuan cantik itu.

Selain mengikuti rekonstruksi, Imran yang kini menjabat Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Makassar juga kembali menjalani pemeriksaan untuk ketiga kalinya. Imran kembali diperiksa perihal prosedur dan mekanisme penerbitan dokumen kependudukan dalam kapasitasnya sebagai bekas Camat Panakkukang. "Cuma lima pertanyaan," ujar dia.

Rekonstruksi itu sendiri, Imran menyebut terdiri atas 29 adegan. Ia terlibat dalam tiga adegan. Selain dirinya, rekonstruksi itu dihadiri staf Kecamatan Panakkukang, Adi dan Nurcia yang bertindak sebagai operator pembuatan KK dan KTP. Rekonstruksi dilakukan tanpa kehadiran dua tersangka, baik Abraham maupun Feriyani.

Kepala Subdit Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Ajun Komisaris Besar Adip R, menolak berkomentar seputar rekonstruksi. Para penyidik Koorps Bhayangkara yang ada di lokasi memang memilih bungkam. Mereka bahkan memasang garis polisi di pintu kantor camat yang membuat awak media tak bisa meliput jalannya rekonstruksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Joko Hartanto, mengatakan pelaksanaan rekonstruksi merupakan bagian dari salah satu petunjuk jaksa guna melengkapi berkas perkara. Ia menegaskan pihaknya mempunyai alat bukti yang cukup untuk menjerat kedua tersangka.

Kasus dugaan pemalsuan dokumen adminstrasi kependudukan ini terjadi pada 2007. Kala itu, Feriyani hendak mengurus paspor dengan memakai alamat Abraham Samad di Jalan Boulevard Rubi II Nomor 48, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Lampiran dokumen berupa KK mencantumkan Abraham sebagai kepala keluarga.

Dalam salinan KK yang disita kepolisian itu tertera nama ayah Feriyani adalah Ngadiyanto dan ibunya, Hariyanti. Sedang, di ijazah SLTP, tertulis nama ibunya Mariyanti. Dalam perkembangannya, ditemukan KK dengan identitas sama di daerah lain, atas nama Feriyani dengan alamat di Apartemen Kusuma Chandra Tower III/22-K, RT 4 RW 1, Senayan, Jakarta.

Dalam dokumen kependudukan itu, kepala keluarganya maupun orangtua Feriyani berbeda. Kepala keluarga sekaligus ayah Feriyani adalah Ng Chiu Bwe dan ibunya bernama Lim Miaw Tian. Temuan inilah yang kemudian menjadi masalah di belakang hari lantaran adanya perbedaan identitas orang tua tersangka.

TRI YARI KURNIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Setyo Wasisto: Jangan Adu Domba Polri dan KPK, Ini Tahun Politik

10 Oktober 2018

Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto saat diwawancarai awak media di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, 24 Maret 2018. Tempo/Caesar Akbar
Setyo Wasisto: Jangan Adu Domba Polri dan KPK, Ini Tahun Politik

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengimbau agar polemik yang terjadi antara Polri dan KPK tak diperpanjang.


Kapolri Tito: Densus Tipikor Dibentuk Setelah Pansus KPK Reda

29 Desember 2017

Kapolri, Jenderal Tito Karnavian rapat kerja dengan Komisi III DPR  di Gedung DPR RI, Jakarta, 15 OKtober 2017. Rapat itu membahas evaluasi 15 tahun pelaksanaan tugas dan fungsi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi serta kendala dan hambatan yang masih ditemui para penegak hukum. TEMPO/Amston Probel
Kapolri Tito: Densus Tipikor Dibentuk Setelah Pansus KPK Reda

Rencana Kapolri membentuk Detasemen Khusus (Densus) Antikorupsi akan dilanjutkan setelah perseteruan KPK dengan DPR mereda.


Ditanya Soal Cicak vs Buaya Jilid 4, Jubir KPK: Fokus Masing-Masing Saja

10 November 2017

Ketua KPK Agus Raharjo berdiskusi dengan Mantan Ketua KPK Abraham Samad ketika memberikan keterangan seusai menggelar pertemuan di Gedung KPK Jakarta, 31 Oktober 2017. Hingga hari ke-202, kasus penyerangan air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, belum terselesaikan. ANTARA FOTO
Ditanya Soal Cicak vs Buaya Jilid 4, Jubir KPK: Fokus Masing-Masing Saja

Menurut Febri dalam tugas KPK menangani kasus-kasus besar, ada kemungkinan terganggu dengan berbagai hal baik isu hukum maupun non hukum.


SPDP Pimpinan KPK, Direktur LBH: Indikasi Cicak Vs Buaya Jilid 4

10 November 2017

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Alghiffari Aqsa, di kantor YLBHI, Jakarta, 27 September 2017. TEMPO/Nurdiansah
SPDP Pimpinan KPK, Direktur LBH: Indikasi Cicak Vs Buaya Jilid 4

Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan terbitnya SPD dua pimpinan KPK merupakan adanya indikasi Cicak versus Buaya jilid 4.


SPDP Bos KPK Akan Picu Cicak vs Buaya 4: Kapolri Tito Menjawab

9 November 2017

Sampul majalah Tempo edisi Cicak vs Buaya pada 9 Agustus 2009. (Tempo)
SPDP Bos KPK Akan Picu Cicak vs Buaya 4: Kapolri Tito Menjawab

Tito Karnavian menyampaikan komitmen tidak ingin membuat gaduh antara Polri dan KPK.


Polri Minta Rencana Pendirian Densus Antikorupsi Tak Jadi Polemik

26 September 2017

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, memberikan kue ulang tahunya kepada Wakapolri Syafruddin saat perayaannya di kediamanan wakil kepala Polri di Jakarta, 26 Oktober 2016. TEMPO/Arif Zulkifli
Polri Minta Rencana Pendirian Densus Antikorupsi Tak Jadi Polemik

Menurut Syafruddin, keberadaan Densus Antikorupsi akan menopang kinerja KPK, sebab fokus KPK adalah memicu pemberantasan korupsi.


Aktivis Anti Korupsi Usul Direktur Penyidikan KPK Dicopot  

30 Agustus 2017

Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aris Budiman saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Pansus Hak Angket KPK di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 29 Agustus 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Aktivis Anti Korupsi Usul Direktur Penyidikan KPK Dicopot  

Aktivis mencatat tiga pelanggaran yang dilakukan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman.


Dugaan Korupsi MAN Gowa, Polisi Geledah Kementerian Agama Sulsel

24 Agustus 2017

Ilustrasi korupsi
Dugaan Korupsi MAN Gowa, Polisi Geledah Kementerian Agama Sulsel

Anggota Tindak Pidana Korupsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulawesi Selatan menggeledah Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan.


Pegawai Honorer Terlibat Prostitusi Online di Makassar  

25 Juli 2017

Ilustrasi prostitusi online. asiaone.com
Pegawai Honorer Terlibat Prostitusi Online di Makassar  

Prostitusi online melalui WhatsApp yang dikelola tiga mucikari,

salah satunya pegawai honorer Dinas Lingkungan Hidup.


Sabu dari Celana Dalam Salama Akan Diedarkan di Makassar  

22 Juni 2017

Petugas Rutan menunjukkan barang bukti narkotika yang ditemukan saat razia rutin di Rutan kelas I Makassar, Sulawesi Selatan, 1 Maret 2017. Petugas menemukan narkoba jenis sabu-sabu seberat 5 gram serta alat hisap sabu (bong). Foto: Iqbal Lubis
Sabu dari Celana Dalam Salama Akan Diedarkan di Makassar  

Narkoba jenis sabu-sabu itu disembunyikan Salama di celana dalam, untuk kemudian diedarkan.