TEMPO.CO, Bandung - Tim pendaki yang terdiri atas tiga mahasiswi anggota pencinta alam Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, berhasil mencapai puncak Gunung Elbrus di Rusia, Jumat, 15 Mei 2015. Sebelum menggapai puncak dengan dukungan cuaca cerah, mereka harus melintasi padang salju tebal dan bertahan di udara tipis.
Fransiska Dimitri Inkiriwang, 21 tahun, Mathilda Dwi Lestari (21), dan Dian Indah Carolina (19) tiba di puncak barat Gunung Elbrus setinggi 5.642 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada pukul 12.35 waktu setempat atau 16.35 WIB. "Tim mencapai puncak melalui jalur selatan gunung setelah menempuh summit attack selama 7 jam 35 menit," kata anggota Mahitala Unpar bagian publikasi, Alfons Yoshio.
Elbrus memiliki puncak kembar. Puncak barat yang didaki tim Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar tersebut lebih jangkung daripada puncak timur yang tingginya 5.621 mdpl. Jalur utama pendakiannya pun ada dua, yakni rute selatan dan utara. "Elbrus menjadi puncak kedua dari ekspedisi tujuh gunung tertinggi dunia di tujuh benua," katanya.
Tahap persiapan ke puncak Elbrus tersebut di antaranya pendakian ke Mount Cheget pada 11 Mei, sebagai aklimatisasi atau penyesuaian cuaca yang pertama kali di ketinggian 3.200 mdpl. Program tersebut memakan waktu kurang-lebih empat jam. Tiga jam digunakan untuk mendaki dan sisanya untuk perjalanan turun. Tim kembali ke Terskol untuk beristirahat.
Selanjutnya, 12 Mei 2015, tim menjalani latihan aklimatisasi hari kedua di lereng Gunung Elbrus. Tujuannya ke Mount Refuge setinggi 4.200 mdpl, dengan lama perjalanan naik dan turun selama satu jam. "Sekembalinya dari Mount Refuge, tim tidak diperbolehkan tidur untuk memperoleh hasil aklimatisasi yang maksimal," tutur Alfons.
Hari ketiga, 13 Mei 2015, merupakan waktu terakhir untuk aklimatisasi dengan perjalanan dari LeapRus sampai ke Pastukov Rocks (4.700mdpl). Rencana turun kembali ke Terskol agar tim bisa rehat penuh gagal karena waktunya terbatas. Hari berikutnya, Kamis, 14 Mei 2015, tim melakukan latihan ice climbing sebagai persiapan untuk melakukan summit attack mulai subuh. Latihan itu di antaranya jalan bersama dan menjajal kapak es.
Sebelum ke puncak Elbrus, mereka telah meraih sukses di puncak Gunung Carstensz Pyramid, Papua, pada 17 Agustus 2014. Dari Elbrus di Rusia setelah rehat, tim selanjutnya mengejar target puncak gunung ketiga di Benua Afrika, yakni Kilimanjaro, Tanzania, setinggi 5.895 mdpl. "Langsung ke sana, tidak pulang dulu ke Indonesia, agar para pendaki perempuan ini semakin terbiasa dengan ketinggian," ujar Alfons.
ANWAR SISWADI